Solopos.com, JAKARTA — Pengamat politik dari Universitas Indonesia (UI) Arbi Sanit memperkirakan perolehan suara Partai Keadilan Sejahtera (PKS) bisa merosot pada Pemilu 2014 karena isu korupsi dan poligami. Penurunan perolehan suara itu bahkan diduga bakal membuat partai tak bisa mengusung calon presiden sendiri.
“Petinggi Partai Keadilan Sejahtera harus bisa membuktikan kepada rakyat bahwa partainya bukanlah partai korup dan tidak mendukung poligami,” kata Arbi Sanit ketika dihubungi melalui telepon seluler, di Jakarta, Senin (20/1/2014).
Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda
Menurut Arbi, isu korupsi dan poligami akan menurunkan perolehan suara PKS sehingga sulit untuk dapat mengusung calon presiden, karena perolehan suaranya harus melampaui 20%.Arbi mengingatkan bahwa petinggi PKS harus mengambil langkah-langkah strategis untuk mengantisipasi kemungkinan merosotnya perolehan suara PKS pada pemilu legislatif 2014.
Korupsi dan poligami, menurut dia, adalah dua isu yang negatif yang membuat pemilih untuk enggan memilih, terutama kaum perempuan. “Saya percaya korupsi dan poligami dapat menurunkan perolehan suara PKS pada pemilu mendatang,” kata Arbi.
Hal senada disampaikan akademisi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UI Azizah Aziz, yang dihubungi melalui telepon selulernya. Menurut Azizah, isu korupsi dan poligami berpotensi menurunkan perolehan suara PKS pada pemilu 2014.
“Persoalan mantan presiden PKS yang tersandung kasus hukum, karena dugaan suap dan kemudian terungkap poligami, akan menjadi pertimbangan tersendiri bagi pemilih,” katanya. Azizah juga mengingatkan, agar elite PKS dapat meyakinkan publik bahwa PKS bukan partai korupsi dan tidak mendukung poligami.