SOLOPOS.COM - Ilustrasi Pemilu 2014 (JIBI/Harian Jogja/Antara)

Solopos.com, JAKARTA– Berdasarkan hasil survei Lembaga Survei Nasional (LSN) menunjukkan dalam menghadapi Pemilu 2014 performance Partai-Partai Islam masih lemah, jika dibandingkan partai-partai nasionalis baik dari aspek popularitas maupun elektabilitas.

Berbagai faktor menjadi penyebab lemahnya elektabilitas partai-partai Islam, seperti kasus korupsi dan tidak adanya kandidat Capres yang kuat. Melihat fenomena tersebut, mayoritas publik setuju partai-partai islam berkoalisi, dengan begitu diharapkan partai-partai islam sebagai partai menengah tidak sekadar menjadi pengekor atau penonton dalam Pilpres 2014.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Berdasarkan data yang berhasil dihimpun LSN, sebanyak 45,6% publik menyatakan setuju terhadap wacana koalisi, dan hanya hanya 23,7% yang mengaku tidak setuju. Sementara, 30,7% menyatakan tidak tahu. Setidaknya, terdapat dua alasan utama mengapa partai-partai Islam dinilai perlu berkoalisi. Pertama, koalisi Partai Islam diharapkan dapat menjadi pintu masuk untuk mempersatukan umat Islam di Indonesia. Kedua, dengan berkoalisi, partai-partai Islam diharapkan memenangkan Pilpres 2014.

Namun, Direktur Eksekutif LSN Umar S. Bakry mengatakan untuk menyatukan partai-partai Islam kedalam sebuah koalisi tidak semudah yang dipikirikan. Berkali-kali wacana koalisi ini dimunculkan, tapi selalu saja dimentahkan dan tidak pernah diwujudkan.

“Egoisme aliran yang mendasari pembentukan Partai-Partai Islam diduga tetap menjadi kendala utama untuk mewujudkan koalisi, ” ujarnya dalam acara rilis hasil survei LSN ‘Wacana Koalisi dan Figur Pemersatu Partai Islam’ di Jakarta, Minggu (24/11/2013).

Selain itu, peluang koalisi antar Partai Islam lebih kecil, jika dibandingkan dengan peluang koalisi antara Partai Islam dengan Partai Nasionalis. “Partai Islam lebih tertarik berkoalisi dengan Partai Nasionalis, karena kemungkinan mereka diberikan jabatan dan posisi yang strategis lebih besar, jika dibandingkan  berkoalisi dengan sesama Partai Islam,” jelasnya.

Lebih lanjut, LSN juga menyampaikan hasil survei mengenai siapa tokoh nasional yang dianggap paling potensial untuk dapat mempersatukan partai-partai Islam. Sebagian besar responden yaitu menyatakan Mahfud MD sebagai tokoh yang paling tepat, karena dinilai sebagai sosok yang dapat diterima lintas aliran.

Mahfud MD menjadi satu-satunya tokoh yang ada dalam top of mind publik ketika ditanyakan soal figur yang layak memimpin umat Islam. Kemudian muncul tokoh-tokoh lainnya dibelakang Mahfud MD seperti Rhoma Irama, Suryadharma Ali, Amien Rais, Din Syamsudin dan tokoh-tokoh Islam lainnya.

Selain itu, Mantan Ketua MK ini juga dinilai sebagai Capres yang paling layak diusung Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Sementara, Jusuf Kalla yang disebut-sebut akan diusung sebagai Capres oleh PKB justru menempati posisi kedua, dan Rhoma Irama di posisi ketiga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya