SOLOPOS.COM - Kuswanto (JIBI/dok)

Solopos.com, SUKOHARJO–Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Sukoharjo mensinyalir adanya gesekan antarcalon anggota legislatif (caleg) dalam pertarungan memenangkan hati rakyat.

Untuk itu KPU mengimbau para caleg bertarung secara sehat dengan tidak melanggar aturan main. Pernyataan itu disampaikan Ketua KPU Sukoharjo, Kuswanto, saat ditemui solopos.com, Selasa (12/11/2013).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Saya yakin kalau gesekan-gesekan ada. Persaingan itu wajar dan diperbolehkan. Apalagi untuk memenangkan simpati dari masyarakat. Tapi kami berharap pileg berjalan aman dan tertib,” ungkapnya.

Dia menjelaskan, saat ini memang tahap kampanye tertutup bagi para caleg. Maksudnya, para caleg diperbolehkan mendekati masyarakat untuk mengenalkan visi dan misi mereka.

Namun Kuswanto menegaskan, selama masa kampanye tertutup para caleg dilarang mengumpulkan massa di tempat terbuka seperti alun-alun atau lapangan. Para caleg hanya boleh berkampanye di tempat tertutup seperti mendatangi kelompok masyarakat.

Caleg juga dibolehkan mendatangi langsung rumah-rumah warga untuk meminta dukungan. “Sejak mereka ditetapkan sebagai caleg, secara otomatis boleh bersosialisasi kepada calon pemilih. Yang terpenting tidak di tempat terbuka seperti alun-alun,” imbuhnya.

Kuswanto berharap para caleg bisa memanfaatkan masa kampanye tertutup untuk mengenalkan diri kepada masyarakat. Seperti dengan mengumpulkan massa ratusan orang di gedung pertemuan tertutup. “Bila kumpulkan 50-200 orang di gedung tertutup, boleh saja,” lanjut dia.

Di sisi lain, Kuswanto mengimbau masyarakat supaya menjadi calon pemilih yang cerdas. Caranya dengan mengenali terlebih dulu figur caleg lantas memilih calon yang paling berkualitas. “Jangan memilih calon yang tidak dikenal, jangan memilih calon yang tidak bersosialisasi,” tandasnya.

Sementara seorang caleg dari DPC Partai Gerindra Sukoharjo untuk daerah pemilihan (dapil) IV Kecamatan Grogol, Sri Lestari, merasa dikucilkan rekan-rekan sejawatnya sesama istri kepala desa. Istri dari Kades Madegondo itu mengaku diasingkan para istri kades di Grogol setelah memutuskan maju sebagai calon wakil rakyat melalui Partai Gerindra.

Pengakuan itu disampaikan Sri saat ditemui solopos.com, di kediamannya, Senin (11/11/2013) siang. Bila ada pertemuan kepala desa dan istri di kantor kecamatan setempat, Sri merasa dikucilkan.

“Padahal dulu mereka semua dekat dengan saya. Tapi sekarang mereka menjauh. Kalau ada pertemuan di kantor kecamatan saya seperti diasingkan,” ungkap dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya