SOLOPOS.COM - KPU Goes to Campus digelar di Universitas Gadjah Mada, Senin (4/11/2013). (JIBI/Harian Jogja/Abdul Hamied Razak)

Harianjogja.com, SLEMAN-Posisi generasi muda pada Pemilu 2014 mendatang dinilai sangat strategis. Pasalnya, pada pemilu mendatang jumlah pemilih muda diperkirakan mencapai 40% dari sekitar 186 juta pemilih. Jumlah tersebut melebihi jumlah pemilih dewasa (30%).

“Kalau digabungkan, ada kekuatan sebesar 70% antara pemilih muda dan dewasa untuk mensukseskan Pemilu 2014. Maka tidak berlebihan bila anak-anak muda merupakan penentu kemenangan pada pemilu mendatang,” kata pengamat politik UGM, Ari Dwipayana pada acara KPU Goes to Campus di Universitas Gadjah Mada ( UGM), Senin (4/11/2013).

Promosi Waspada Penipuan Online, Simak Tips Aman Bertransaksi Perbankan saat Lebaran

Meski menjadi kekuatan besar pada pemilu mendatang, sambung Ari, sejumlah tantangan akan dihadapi generasi muda. Misalnya, ketidakpercayaan publik terhadap partai politik (parpol) dan lemahnya kedekatan pemilih dengan parpol. Tantangan tersebut bisa berdampak pada tingginya pemilih yang tidak akan menentukan pilihan hingga turunnya partisipasi masyarakat untuk mengikuti pemilu.

“Perlu diketahui, partisipasi pemilih dari pemilu 1999 hingga 2009 lalu mengalami penurunan. Yang patut disayangkan, parpol seakan tidak memiliki beban dengan penurunan jumlah dan tingkat partisipasi itu. Oleh karenanya, pemilih muda harus memiliki sikap tegas, menolak politik pencitraan, menolak figur popular yang muncul secara instan dan menolak politik uang,” katanya.

Sementara , tokoh agama HM Jazir mengakui pelaksanaan pemilu selama ini masih belum maksimal. Terutama, pelibatan partisipasi masyarakat. “Dulu, pemilu melibatkan masyarakat seperti dalam penyiapan konsumsi maupun kaus. Saat ini pemilu lebih seperti pemilihan ‘Idol’ dengan memasang berbagai baliho yang memuji diri mereka sendiri. Banyak caleg yang narsis,” kritik Jazir.

Dia juga meyakini, pemilih pemula yang menyalurkan hak pilihnya pada pemilu sebelumnya lebih banyak disebabkan ajakan atau dorongan rasa ingin tahu dan bukan semata-mata faktor ideologi. Dia berharap pada pemilu mendatang, pemilih muda dapat menyalurkan aspirasinya secara cerdas dan berkualitas “Yang dikejar jangan hanya partisipasi tapi juga kualitas pemilihannya,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya