SOLOPOS.COM - Eny Sagita (Mahardini Nur Afifah/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SOLO — Kreativitas seniman tak bisa dilepaskan dalam hampir semua momentum, termasuk momentum Pemilu 2014. Seniman dibutuhkan selain sebagi penghibur, juga diperlukan untuk menjadikan kegiatan kampanye tampil beda. Tentu saja, hal itu sengaja dilakukan partai politik (parpol) demi menarik perhatian masyarakat.

Seperti saat Partai Hanura menggelar kampanye terbuka di Kabupaten Karanganyar, Senin (17/3/2-14). Di sela-sela orasi, Wiranto tampil mendendangkan lagu Nyidam Sari bersama sejumlah seniman. Ada biduan Dedy KDI, Cak Diqin, dan istinya, Nyimut Sri Lestari, yang turut menyumbangkan suara mereka.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Di kegiatan kampanye terbuka parpol lain, kiprah seniman senantiasa ada. Sebut saja Soneta di kampanye Rhoma Irama dan penyanyi dangdut Julia Perez di kampanye Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) beberapa waktu lalu.

Selain ikut tampil menghibur simpatisan parpol saat kampanye terbuka, ada juga seniman yang menerima “pekerjaan” khusus. Hal ini seperti yang dilakukan seniman yang juga dikenal piawai mengarang lagu, Cak Diqin. Selain tampil duet dengan Nyimut membawakan lagu campursari berjudul Win-HT Joss dengan gaya dangdut koplo, dia juga mengarang sejumlah lirik lagu. Lagu-lagu kampanye tersebut dikemas dalam album Tandha Tresna, yang diklaim sebagai persembahan Wiranto untuk masyarakat.

Ketua DPC Hanura Solo, Abdullah A.A, menjelaskan pembuatan album campursari itu tak hanya melibatkan Cak Diqin, melainkan juga Didi Kempot. Menurutnya, album campursari ini menjadi salah satu strategi Hanura untuk mengajak masyakarat kembali dekat dengan budaya tradisional Jawa. “Album ini didukung Cak Diqin yang sudah merapat ke Hanura dan seniman Didi Kempot yang mau membuat lagu di album ini juga,” ujar Abdullah saat berbincang dengan wartawan di kantornya, Rabu (19/3) siang.

Saat dihubungi Solopos.com, Rabu, Cak Diqin tak menampik dirinya mendapat “tawaran khusus” dari Partai Hanura. Tawaran yang dia sebut sebagai kontrak eksklusif itu khusus untuk mendukung kampanye Hanura pada Pemilu 2014. “Alhamdulillah saya dikontrak eksklusif oleh Pak Wiranto sebulan ini. Ada 25 titik kampanye di Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Lampung,” terang Cak Diqin.

Penyanyi campursari yang saat dihubungi sedang berada dalam perjalanan kampanye ke Banyuwangi ini mengatakan penggarapan album Tandha Tresna memakan waktu satu bulan. Proses kreatif yang harus dijalani Cak Diqin dalam pembuatan album ini terbayar dengan nilai kontrak yang nilainya tinggi. Cak Diqin mengatakan besaran honornya sengaja dibuat berbeda dibanding proyek komersial biasanya.

“Kampanye ini sifatnya temporer, tidak setiap hari. Proses pembuatan lagunya juga enggak kayak lagu biasanya, karena sifatnya untuk mengajak. Pokoknya mahal,” jelasnya tanpa mau merinci nilai honor dimaksud.

Selain Cak Diqin, salah satu primadona favorit kampanye, Orkes Melayu (OM) Sagita juga mendapatkan tawaran manggung kampanye. Kesempatan tersebut turut dimanfaatkan grup dangdut asal Pacet, Nganjuk, Jawa Timur ini, untuk meraup keuntungan besar. Apalagi, Sagita tak pilih-pilih parpol, artinya mereka mau tampil dalam kampanye semua parpol asalkan harganya cocok.

Ditanya mengenai besaran nilai kontrak tampil di acara kampanye dibanding tarif manggung biasanya, manajer sekaligus biduan andalan OM Sagita, Eni Sagita, tersenyum sambil malu-malu menjawab, “Ya, begitu deh. Yang jelas tarifnya memang beda dari biasanya, berlipat,” kata Eny, saat ditemui Solopos.com di THR Sriwedari, beberapa waktu lalu. Bagi Eni, meraup untung dari momentum kampanye adalah hal yang wajar.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya