SOLOPOS.COM - Sejumlah anggota BEM se-Jogloseto menggelar aksi di kawasan car free day Jl. Slamet Riyadi, Solo, jawa Tengah, Minggu (16/3/2014). (Iskandar/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SOLO — Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se-Jogjakarta, Solo, Semarang dan Purwokerto (Jogloseto) mengajak warga menggunakan hak pilihnya untuk memilih wakil rakyat dalam Pemilu 2014. Mereka menganggap warga negara Indonesia merugikan diri sendiri jika tak ikut memilih pada pemungutan suara pemilu 9 April 2014.

“Kami ingin agar masyarakat nanti tidak golput, karena kalau golput sama dengan mengamini pemimpin yang terpilih pada pemilu. Artinya mereka yang golput sama dengan menerima siapa saja tanpa bisa menolak yang nanti menjadi pemimpin,” ujar Ketua BEM Univesitas Sebelas Maret Solo (UNS) Siswandi ketika ditemui wartawan saat menggelar aksi di arena car free day (CFD) Solo, Jl. Slamet Riyadi, Solo, Jawa Tengah, Minggu (16/3/2014).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Menurut dia, BEM se-Jogloseto antara lain dari UNS, Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Diponegoro (Undip), Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), dan sebagainya yang berkumpul di CFD Solo itu sepakat untuk menyuarakan antigolput. Mereka membawa sejumlah poster antara lain seruan golput bukan pilihan tetapi tanda keputusasaan, no vote no complain, ayo memilih untuk Indonesia wujudkan pemilih cerdas untuk pemilu berkualitas, dan sebagainya.

Ekspedisi Mudik 2024

Pada garis besarnya poster yang mereka usung berisi ajakan kepada masyarakat untuk tidak golput. Karena itu selain mengusung sejumah poster tersebut mereka berorasi di kawasan CFD yang dinilai merupakan salah satu kawasan efektif menyuarakan ajakan mencobolos surat suara. Pasalnya, kawasan itu banyak digunakan warga dari berbagai daerah untuk beraktifitas. Diharapkan ajakan mereka kepada masyarakat untuk tidak golput akan mengena.

Sementara itu sejumlah pengunjung CFD yang ditemui mempunyai pendapat beragam. Mereka ada yang setuju, tidak setuju, dan tidah tahu dengan ajakan para mahasiswa itu. Mereka yang tidak setuju warga harus mencoblos berpendapat golput bukan keputusasaan. “Saya ini orang bodoh tetapi, berdasar pemahaman yang saya terima, orang tidak memilih itu katanya juga dilindungi undang-undang. Jadi kalau saya ya biar saja, karena kalau memang benar-benar tidak pilihan yang mantap kan bisa saja orang golput,” ujar salah seorang pengunjung CFD asal Palur, Karanganyar, Totok, 55, ketika ditemui Solopos.com.

Sementara Dindin, 35, warga Cemani, Sukoharjo mengaku setuju dengan ajakan untuk mencoblos. Karena dia sebagai warga negara Indonesia ingin berpartisipasi aktif dengan mencoblos surat suara. “Kalau saya setuju-setuju saja, tetapi ya itu tadi orang yang nyoblos tidak boleh dipaksa. Karena itu memang merupakan suatu hak,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya