SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Istimewa/www.stuff.co.nz)

Pemerkosaan Manado belum ada tersangkanya. Padahal, korban diperlakukan keji, dicekoki narkoba, dan diperkosa berkali-kali.

Solopos.com, MAKASSAR — Kasus pemerkosaan gadis berusia 19 tahun di Manado yang diduga melibatkan belasan orang belum menghasilkan satu tersangka dan pelaku belum tertangkap. Pihak korban pun menyebut tidak ada kejelasan dalam kasus ini meskipun kasus itu terjadi sejak 24 Januari 2016.

Promosi Mudah dan Praktis, Nasabah Bisa Bayar Zakat dan Sedekah Lewat BRImo

Padahal, tindakan yang dialami oleh korban benar-benar di luar batas kemanusiaan. Selain mengalami perkosaan secara bergiliran, korban tidak diberi makan selama berhari-hari hingga mengalami pendarahan di organ intimnya saat dipulangkan ke rumahnya.

Hal itu diungkapkan oleh pengacara korban dari Badan Pemberdayaan Perlindungan Perempuan Anak (BPPPA) Sulut, EK Tindangen. Dalam keterangannya dari Makassar kepada Indonesia Lawyer Club (ILC) TV One, Selasa (10/5/2016) malam, Tindangen menjelaskan kronologi pemerkosaan dari keberangkatan korban hingga dipulangkan.

“Tanggal 24 Januari [2016], korban diajak kedua rekan perempuannya, di rumahnya, menuju Gorontalo untuk jalan-jalan. Tapi mampir di Amurang dan Bolongitan, di sana tidak menginap. Setelah itu, mereka melanjutkan perjalanan ke Gorontalo. Di sana, mereka disambut dua laki-laki dan setelah itu empat laki-laki datang lagi di hotel pertama,” kata Tindangen.

Di hotel pertama itulah korban mulai dicekoki narkoba. Setelah dibuat tak berdaya, korban diperkosa oleh laki-laki tersebut bergiliran. Setelah mendengar ada operasi atau razia yang bakal menyasar hotel tersebut, mereka pindah ke hotel kedua. “Dan setelah hotel kedua, mereka mengajak korban sempat diajak ke kantor yang menurut korban menyimpan inex,” ungkapnya.

Di sana, korban sempat pulih kesadarannya. Namun korban kemudian dicekoki inex hingga kembali tidak sadarkan diri. Pencekokan inex ini bahkan dilakukan hingga tiga kali. Korban sempat dibawa ke karaoke, dibawa kembali ke penginapan, dan kembali diperkosa.

“Di penginapan pertama selama tiga hari, korban tidak makan, hanya dikasih keluar tapi hanya stay di hotel tersebut. Di penginapan kedua, korban menginap bersama oknum tersebut 2 hari.”

Baru setelah melihat korban lemah, mereka memulangkannya pada 29 Januari. Saat sampai di Manado, korban lemas karena mengalami pendarahan akibat diperkosa berkali-kali.

“Kami ada CCTV, saat keluar dari mobil, korban basah oleh darah. Saat itu korban ditanya apakah sedang mens, dia mengaku tidak mens. Tapi dia merasakan perih sekali [di organ intimnya],” ungkap Tinangen.

Keluarga korban pun syok mendengar cerita korban tersebut. Pada 30 Januari, korban dan keluarga melapor ke Polresta Manado. Namun karena karena lokasi di ada di daerah lain di Sulawesi Utara dan Gorontalo, Polresta melimpahkan kasus itu ke Polda Sulawesi Utara.

Sementara itu, polisi masih menyelidiki kasus dugaan perkosaan terhadap V, gadis usia 19 tahun oleh 19 pemuda di Manado. Sudah ada 5 saksi yang diperiksa, namun hasilnya belum ada petunjuk terjadi pemerkosaan.

“Sejauh ini ada pemeriksaan 5 saksi termasuk juga pemeriksaan ahli, [visum] repertum dari pihak rumah sakit,” kata Kadiv Humas Polri Brigjen Boy Rafli Amar di Mabes Polri, Jl. Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (10/5/2016), dikutip Solopos.com dari Detik.

Dari pemeriksaan sementara terhadap para saksi, lanjut Boy, belum diperoleh gambaran bahwa ada terjadi peristiwa pemerkosaan. Sedangkan dari hasil pemeriksaan visum, kata Boy, data yang diperoleh tidak mendukung bahwa baru terjadi tindak pidana pemerkosaan.

“Artinya dokter itu memiliki kondisi-kondisi tertentu jika memang itu adalah akibat dari tindak pidana pemerkosaan,” sambungnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya