SOLOPOS.COM - Wahono, 45, menyelesaikan proses pembuatan canting untuk membatik di industri canting Pak Tukul, Joyotakan, Serengan, Solo, Rabu (17/10/2012). (Dwi Prasetya/JIBI/SOLOPOS)

Wahono, 45, menyelesaikan proses pembuatan canting untuk membatik di industri canting Pak Tukul, Joyotakan, Serengan, Solo, Rabu (17/10/2012). (Dwi Prasetya/JIBI/SOLOPOS)

JOGJA-Penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) diproyeksikan dapat menembus Rp35 triliun – Rp40 triliun pada tahun depan, naik dari target KUR pada tahun ini yaitu Rp30 triliun.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (KUKM) Syarifuddin Hasan mengatakan jumlah nilai kredit yang disalurkan untuk sektor usaha rakyat tersebut selalu tumbuh dari tahun ke tahun.

Ekspedisi Mudik 2024

Pada 2011, ujarnya, realisasi KUR yang disalurkan mencapai Rp27 triliun, melampaui target sebesar Rp20 triliun.

Sepanjang Januari – 5 Oktober 2012, jumlah KUR yang disalurkan mencapai Rp24,55 triliun atau 81% dari total target Rp30 triliun. Kredit tersebut disalurkan kepada 1.438.535 debitor segmen mikro, kecil, dan menengah.

“Pada tahun depan akan berkembang lagi dan diperkirakan dapat mencapai Rp35 triliun- Rp40 triliun,” ujarnya dalam konferensi pers International Microfinance Conference di Yogyakarta, Minggu (21/10) malam.

Secara total, lanjutnya, realisasi penyaluran KUR melalui delapan bank pelaksana di Indonesia sejak 2007 — 5 Oktober 2012 mencapai Rp87,97 triliun.

Sepanjang periode tersebut, ujarnya, jumlah nasabah UMKM yang telah mendapatkan KUR mencapai 7.161.007 debitur.

“Dengan sistem seperti ini, sampai dengan saat ini, sudah ada 700.000 nasabah yang naik kelas dari segmen mikro ke segmen kecil,” katanya.

Sementara it, Direktur Bisnis UMKM PT BRI Tbk Djarot Kusumayakti mengakui biaya operasional untuk menggaet segmen mikro dan kecil menengah rata-rata mencapai lima kali hingga enam kali dibandingkan biaya untuk menggaet segmen korporasi.

Hal itu yang menyebabkan tingkat suku bunga untuk jenis segmen tersebut lebih tinggi dibandingkan yang lainnya.

“Kulturnya berbeda. Sebagai contoh untuk mencapai target kredit Rp1 miliar di korporasi itu bisa hanya satu nasabah. Sementara untuk segmen mikro dengan plafon Rp10 juta butuh sekitar 100 nasabah. Artinya jumlah account officer/mantri nya pun harus lebih banyak.” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya