SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, CIREBON — Menristekdikti Mohamad Nasir mendorong 500 pondok pesantren (ponpes) dari sekitar 29.000 ponpes mengembangkan perguruan tinggi, minimal akademi komunitas.

Tujuannya meningkatkan angka partisipasi kasar (APK) pendidikan tinggi. “Harapannya lima tahun ke depan, mulai Aceh sampai Papua kurang lebih 500 pesantren didorong memiliki pendidikan tinggi di luar bidang agama sesuai potensi dan kearifan lokal. Tujuannya meningkatkan kualitas pendidikan daerah tersebut. Namun, apabila tidak dapat memenuhi kriteria sebagai universitas ataupun sekolah tinggi dapat membentuk akademi komunitas,” ujar Menristekdikti seusai menyerahkan Surat Keputusan Sekolah Tinggi Kesehatan (Stikes) Khas Kempek di Cirebon, Jawa Barat, Rabu (22/5/2019) seperti dilansir di laman ristekdikti.go.id, Kamis (23/5/2019).

Promosi Jelang Lebaran, BRI Imbau Nasabah Tetap Waspada Modus Penipuan Online

Sebelumnya, Menristekdikti mengatakan akademi komunitas setara dengan D1 dan D2. Apabila setiap akademi komunitas yang didirikan pesantren memiliki 500 mahasiswa, setiap ponpes berkontribusi menciptakan 25.000 mahasiswa sehingga turut meningkatkan APK pendidikan tinggi Indonesia yang saat ini masih 34,5 persen.

Perguruan tinggi yang dikembangkan pesantren sebaiknya disesuaikan dengan potensi dan kearifan lokal. Salah satunya seperti bidang herbalife yang menjadi salah satu fokus Stikes Khas Kempek.

“Obat di apotek itu 92% bahan-bahannya bukan dari Indonesia. Bahannya impor, kalau pun diproduksi di Indonesia, yang punya resep komposisi obatnya [maupun patennya] adalah orang dari luar negeri. Maka kalau Stikes Khas Kempek dapat memformulasikan paten herbamedicine maupun herbalife karena Indonesia kaya akan biodiversiti [keanekaragaman hayati], Insya Allah para santriwan dan santriwati bisa menghasilkan terobosan inovasi [breakthrough innovation]. Dengan begitu obat-obatan berbahan baku lokal bisa dihasilkan dari santri Kempek ini agar ke depannya bangsa Indonesia mandiri dan tidak bergantung pada obat-obatan impor,” kata Menristekdikti.

Stikes Prodi Farmasi dan Gizi sangatlah penting. Kedua program studi ini diharapkan mampu meningkatkan kesehatan generasi milenial, terutama para santri dan masyarakat Cirebon.

Pengasuh Ponpes Kempek Cirebon, K.H. Musthofa Aqiel Siradj menyebut pesantren memiliki peran penting dalam pendidikan di Indonesia, mulai dari pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi. Pesantren dewasa ini sudah harus bicara banyak soal ilmu duniawi.

Dia mencontohkan santri dituntut menguasai teknologi informasi, komunikasi digital, serta Internet. Stikes Khas Kempek dibangun Yayasan KHAS (Kiayi Haji Aqil Siraz) di tanah seluas 10.200 meter persegi. Stikes ini punya yaitu dua Prodi yakni Studi Farmasi dan Studi Gizi.Turut hadir dalam acara ini Sekretaris Direktorat Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti Agus Indarjo dan tamu undangan lain.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya