SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Jakarta–Pemerintah mengusulkan subsidi listrik dalam Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (RAPBN) 2011 ditetapkan di kisaran Rp 36,44 triliun hingga Rp 50,81 triliun. Pemerintah juga menyiapkan 3 skenario TDL di 2011.

“Usulan ini diajukan dengan asumsi tarif dasar listrik (TDL) akan naik pada tahun 2010 dan harga minyak mentah Indonesia (ICP) berkisar US$ 80-85 per barel,” ujar Menteri ESDM Darwin Zahedy Saleh dalam rapat kerja dengan komisi VII DPR, di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (8/6).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Menurut Darwin, usulan besaran subsidi pada tahun depan ditetapkan dalam tiga skenario. Skenario pertama yaitu pemerintah kembali menaikkan TDL pada tahun 2011 sebesar 15 % maka kebutuhan subsidi listrik Rp 36,44 triliun-Rp 38,09 triliun.

Skenario kedua yaitu TDL tahun depan dinaikkan 10%, maka subsidi listrik sebesar Rp 40,65 triliun-Rp 42,3 triliun.

Skenario terakhir yaitu jika pemerintah tidak menaikkan TDL, maka kebutuhan subsidi listrik sebesar Rp 49,14 triliun-Rp 50,81 triliun.

Darwin menilai, pada dasarnya biaya pokok penyediaan (BPP) penyediaan listrik sama dengan TDL yang dibayarkan, namun saat ini TDL masih di bawah BPP.

Untuk itu, Kementerian ESDM selaku regulator menjaga keseimbangan kepentingan penyedia listrik (PLN) dan konsumen.

Pemerintah juga melakukan evaluasi BPP PLN, dengan berprinsip pada Allowable Cost dan memaksimalkan efisiensi melalu diversifikasi energi pimer dan penurunan loses.

“Tapi pada prinsipnya subsidi listrik diprioritaskan bagi konsumen tidak mampu (450-900 VA), tarif lainnya ditetapkan sesuai BPP dan keekonomian secara bertahap,” tegasnya.

dtc/rif

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya