Solopos.com, JAKARTA – Salat Id pada Hari Raya Idulfitri berjemaah di masjid atau lapangan kemungkinan ditiadakan jika masih ada ancaman virus corona di Indonesia.
Hal tersebut disampaikan Ketua Gugus Tugas Penanganan Covid-19, Doni Monardo. Pernyataan disampaikan guna menjawab usulan Menteri Agama tentang relaksasi tempat ibadah di tengah pandemi Covid-19.
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
Doni Monardo menegaskan relaksasi tempat ibadah bisa dilakukan jika Covid-19 tidak lagi menjadi ancaman bagi warga Indonesia.
“Tadi Bapak Wapres ingatkan, pembukaan tempat ibadah sangat tergantung dari keputusan pemerintah yang berhubungan dengan apakah masih ada bahawa [Covid-19] yang mengancam atau tidak,” terang Doni Monardo dalam konferensi pers, Selasa (12/5/2020).
BMKG Pastikan Dentuman di Jateng Bukan Aktivitas Seismik dan Petir, Tapi…
Wakil Presiden Ma’ruf Amin menegaskan tempat ibadah kembali dibuka jika tidak ada lagi bahaya Covid-19. Hal ini berlaku juga dengan salat Id pada Hari Raya Idulfitri 2020.
Dengan demikian kemungkinan salat Id berjemaah pada Idulfitri 2020 tidak digelar jika virus corona masih mewabah di Indonesia.
Video Viral Sitkom Bajaj Bajuri 2002 Bahas Virus Corona, Cek Faktanya!
“Jadi bapak Wapres menekankan bahwa kalau bahaya atau ancaman itu sudah tidak ada, bisa saja salat dilakukan. Tetapi kalau masih terdapat ancaman atau bahaya Covid-19, maka ibadah salat Id berjemaah tentunya tidak dilakukan,” imbuh Doni.
Sebagai informasi, sebelumnya Menteri Agama Fachrul Razi mengusulkan relaksasi tempat ibadah di tengah pandemi Covid-19. Berdasarkan data per Senin (11/5/2020), jumlah kasus positif Covid-19 di Indonesia mencapai 14.265 orang dengan 2.881 sembuh dan 991 meninggal dunia.
Dituding Jadi Mata-Mata China, Wechat Membantah
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
