SOLOPOS.COM - Rektor UGM Prof Panut Mulyono. (Harian Jogja/Sunartono)

“Kita jangan cuma menarget jumlah doktor”

Harianjogja.com, SLEMAN-Pemerintah memiliki target memperbanyak doktor, salah satunya untuk menggenjot publikasi internasional. Padahal, untuk membuat publikasi yang bermutu maka risetnya harus baik, guna mencapai hal itu tidak cukup dengan hanya menyiapkan pembimbing yang andal tetapi juga fasilitas dan dana riset juga sangat penting.

Promosi Bukan Mission Impossible, Garuda!

“Kita jangan cuma menarget jumlah doktor. Percepatan doktor kalau tidak didukung fasilitas riset, nanti kualitas doktornya seperti apa, kita harus bertanya jadi harus diimbangi fasilitas,” tegas Rektor UGM Profesor Panut Mulyono, Senin (27/11/2017).

Ekspedisi Mudik 2024

Penambahan beasiswa, lanjutnya, sangat dibutuhkan mengingat banyak mahasiswa yang dapat dengan mudah memperoleh beasiswa dari luar negeri. Jika beasiswa diberikan oleh negara lain, maka riset yang dihasilkan tentu lebih banyak dipakai untuk kepentingan negara tersebut. Melalui beasiswa, Panut berharap mahasiswa unggul yang jumlahnya banyak dapat menekuni ilmu di Indonesia dan melakukan riset untuk kepentingan Indonesia.

Baca juga : Akselerasi S1 ke S3, UGM Butuh Peningkatan Fasilitas

“Karena banyak negara yang membutuhkan anak-anak cerdas untuk mengerjakan riset mereka. Dengan beasiswa harapannya anak-anak muda ini bisa tertarik,” imbuh dia.

Ia menambahkan, di UGM sebenarnya sudah ada program akselerasi, terdiri dari dua jenis yaitu program S1 dan S2 serta program S2 dan S3 yang dilakukan secara beruntun. Khusus untuk S1 menuju S2 sudah berjalan sejak 2008 dengan memilih calon mahasiswa yang paling unggul dengan jumlah mahasiswa yang terlibat sekitar 50 orang setiap angkatan.

Program ini bisa diikuti mahasiswa saat masih semester enam atau tujuh jenjang S1. Mereka sudah bisa mengikuti perkuliahan S2 sehingga durasi kuliah S2 bisa ditempuh selama setahun. Jika S1 diselesaikan dengan cepat, maka hanya butuh waktu lima tahun saja untuk menyelesaikan menjadi master.

Pada awalnya program itu didanai pemerintah, tetapi kemudian terhenti. Namun, UGM tetap melanjutkannya menggunakan dana internal dengan teknis memberikan potongan dana pendidikan sebesar 50% untuk S2. Sementara, untuk akselerasi S2 menuju S3 dipilih dari mahasiswa lulusan S1 melalui program pendidikan master doktor sarjana unggulan (PMDSU) yang didanai oleh pemerintah sejak empat tahun terakhir.

“Tetapi kalau akselerasi dari S1 sampai menuju S3 memang belum ada. Kalau nanti diterapkan ya kami mencoba dahulu, entah bisa diselesaikan tujuh tahun atau tidak tetapi kami tetap mengusahakan, karena belum ada contohnya,” jelas mantan Dekat Fakultas Teknik UGM ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya