SOLOPOS.COM - Bupati Klaten, Sri Mulyani, menyerahkan bantuan dari Baznas Klaten kepada keluarga Walijo di Dukuh Cangakan, Desa Ngemplakseneng, Kecamatan Manisrenggo, Klaten, Rabu (2/2/2022). (Solopos.com/ Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN—Pemerintah menjamin biaya pengobatan Walijo, 46, warga Dukuh Cangakan, RT 21/RW 12, Desa Ngemplakseneng, Kecamatan Manisrenggo, Klaten. Hingga kini, Walijo dirawat di RS Panti Rapih Yogyakarta.

Sebelumnya, Walijo yang seorang penyandang disabilitas dikabarkan menjalani perawatan di Intensive Care Unit (ICU) dengan kondisi tidak memiliki jaminan kesehatan nasional (JKN) Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kabar itu diunggah melalui grup facebook Info Seputar Klaten-ISK, Rabu (26/1/2022). Dalam unggahan itu disebutkan Walijo tidak memiliki BPJS kesehatan dengan kondisi tunawicara dan tunarungu. Walijo terbaring di ICU RS Panti Rapih dengan diagnosis tetanus.

Baca Juga: Pemkab Klaten Beri Bantuan Rp1,8 Juta buat Difabel Rp600.000 buat Manula

“Kami hari ini dengan Baznas Klaten memberikan bantuan uang tunai dan sembako kepada keluarga Pak Walijo yang kemarin viral di media sosial. Tidak masuk dalam BPJS dengan kondisi ekonomi belum mampu,” kata Bupati Klaten, Sri Mulyani, kepada wartawan seusai menemui keluarga Walijo di Dukuh Cangakan, Desa Ngemplakseneng, Manisrenggo, Klaten, Rabu (2/2/2022).

Mulyani mengatakan Dinas Kesehatan (Dinkes) serta Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (Dissos P3AKB) sudah mengaktifkan kembali JKN BPJS kesehatan milik Walijo yang sempat terkena cleansing data atau penonaktifan sementara.

“Mulai April 2022, BPJS kesehatan Pak Walijo sudah aktif lagi. Tidak perlu khawatir, masa perawatan di rumah sakit, pemerintah sudah menanggung biaya pengobatan. Ada juga bantuan sembako dan keuangan dari donatur serta sukarelawan,” jelas dia.

Baca Juga: BANTUAN PEMERINTAH : Pemkab Klaten Anggarkan Rp1 Miliar untuk Rehab 125 Rumah

Kakak Walijo, Sunarto, 50, mengatakan adiknya hingga kini masih menjalani perawatan intensif di rumah sakit. Sebelumnya, Walijo dirawat di RS Panti Rini dan saat ini dirawat di RS Panti Rapih Yogyakarta.

“Saat ini hanya bisa melihat. Kondisinya masih sering kejang-kejang dan badannya kaku semua. Untuk penyebab keluarga tidak tahu persis. Yang jelas sebelum sakit itu dia terkena sabit saat memotong padi. Dua hari setelahnya dibawa ke rumah sakit. Kalau tanpa ditanggung BPJS, biaya perawatan di rumah sakit hingga kemarin hampir Rp20 juta,” ungkap Sunarto.

Meski memiliki keterbatasan fisik, Walijo dikenal aktif membantu tetangganya. Hal itu dibenarkan oleh Sunarto. “Harapannya adik saya lekas sembuh dan anggaran biaya supaya bisa terkaver semuanya,” jelas dia.

Baca Juga: Pemkab Klaten Digelontor Bantuan Keuangan Rp39 Miliar

Ketua RT 21/12, Dukuh Cangakan, Sugiyanto, mengatakan awalnya warga dan pengurus RT menyangka Walijo bukan sebagai warga Dukuh Cangakan.

“Walijo itu kelahirannya bukan di Dukuh Cangakan, tetapi di Dukuh Dukuhan [Desa Ngemplakseneng]. Karena kelahiran di Dukuhan, sepengetahuan RT sini KK-nya di Dukuhan. Kemudian karena ungsum bantuan, saya tanya ke kakaknya. Ternyata, Walijo belum memiliki KK maupun KTP. Akhirnya kami dan keluarganya membuatkan identitas diri hingga 2020 terbit KK dan KTP,” kata Sugiyanto.

Lantaran KK dan KTP milik Walijo belum lama terbit dan belum masuk ke Basis Data Terpadu (BDT) maupun Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS), Walijo sebelumnya belum memiliki JKN BPJS. “Sekarang sudah didaftarkan JKN BPJS. Mudah-mudahan bisa segera aktif dan meringankan biaya pengobatan,” kata dia.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya