SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/wordpress.com)

Ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/wordpress.com)

JOGJA—BPPM DIY memfasilitasi permasalahan istri sulit hamil. Fasilitasi ini diberikan karena adanya tekanan psikologis yang dialami seorang istri yang sulit hamil, apalagi kebanyakan masyarakat kerap memojokan mereka yang tidak juga hamil setelah sekian lama menikah.

Promosi Vonis Bebas Haris-Fatia di Tengah Kebebasan Sipil dan Budaya Politik yang Buruk

“Bahkan dari info yang kami dapatkan ada yang sampai bunuh diri. Dia (istri) tidak kunjung hamil, sementara suami sikapnya terlalu memojokKan,” kata Sumarsono, Kasubid Kespro Badan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat DIY kepada Harian Jogja, Senin (19/11/2012).

Menurutnya, komunitas istri sulit hamil tersebut telah terbentuk. Bahkan mereka menggalang anggotanya melalui media sosial facebook. Setidaknya terdapat 80 pasangan suami istri yang tergabung di dalamnya. Mereka yang tidak bisa hamil rata-rata sudah memasuki usia pernikahan lima sampai 10 tahun.

Melalui paguyuban tersebut, Sumarsono berharap semua istri yang sulit hamil dapat saling terjejaring ke dalamnya. Setelahnya,BPPM dapat memfasilitasi apa saja keinginan mereka dalam paguyuban itu.

Rule-nya kami ingin memfasilitasi bagaimana si istri yang sulit hamil harus berobat. Karenan kebanyakan mereka ada yang sudah berupaya medis dan non medis,”kata Sumarsono yang mengaku instansinya menyediakan anggaran untuk paguyuban tersebut.

Di sisi lain dengan terbentuknya paguyuban tersebut, BPPM menjadi memiliki data berapa jumlah istri yang sulit hamil di DIY, sehingga mudah mengontrolnya agar tidak sampai terjadi tindakan bunuh diri lagi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya