SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Petani tebu mengeluhkan rendahnya tingkat rendemen.

 

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ilustrasi pengolahan tebu di pabrik gula (JIBI/Bisnis/Antara)

Ilustrasi pengolahan tebu di pabrik gula (JIBI/Bisnis/Antara)

Harianjogja.com, SLEMAN-Petani tebu mengeluhkan rendahnya tingkat rendemen di setiap wilayah pabrik gula yang ada di Indonesia. Hal ini akan merugikan petani tebu karena akan mendapat bagi hasil yang rendah.

Ketua Umum (Ketum) Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Sumitro Sumalikun menyampaikan, posisi rendemen rata-rata Indonesia masih di bawah 8,9%. “Saat ini rendemen tertinggi 8,9% masih dipegang pabrik di Malang,” kata Sumitro dalam Munas IV APTRI di Alana Hotel and Convention Hall Jogja, Kamis (17/12/2015).

Rendahnya tingkat rendemen itu berdampak buruk bagi petani tebu sendiri. Petani tidak mampu menerima bagi hasil dalam jumlah besar. Akibatnya, kata Sumitro, tidak heran jika banyak petani tebu yang mulai beralih menjadi petani tanaman lain.

Ia mencontohkan industri tebu di luar negeri mampu mencapai rendemen 14%. Hal ini didukung teknologi industri yang berkualitas sehingga tingkat kehilangan atau tingkat tetes tidak berkurang banyak. “Maka itu pemerintah kami minta memperbaiki industri pabrik di Indonesia,” kata dia.

Saat ini dari 63 pabrik gula yang ada di Indonesia, 53 di antaranya Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Ia mencontohkan, pabrik baru milik swasta yang baru saja muncul di Jawa Timur sudah mampu membeli tebu dari petani dengan harga Rp94.000 per kwintal.

Selama ini harga beli sebesar itu belum pernah terjadi untuk pabrik BUMN. Terakhir pada 2014, harga beli tebu hanya berkisar Rp40.000 per kwintal. Hal ini sungguh menjadi catatan bagi APTRI untuk terus mendesak pemerintah memperbaiki sistem industri yang dimiliki. Setidaknya dia menargetkan rata-rata tingkat rendemen Indonesia adalah 10%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya