SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Jakarta--Hilangnya Kharisma Safiri diduga berhubungan dengan perkenalan mahasiswi Universitas Indonesia (UI) itu di internet. Jika itu benar, kasus ini menambah panjang daftar korban kekejaman dunia maya.

Agar tidak bertambah panjang, pemerintah didesak untuk segera mensosialisasikan cyber ethics alias etika di dunia maya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Nggak boleh ditunda-tunda lagi, harus segera supaya tidak semakin panjang daftar korbannya,” kata praktisi IT Judith MS seperti dilansir detikcom, Sabtu (25/12).

Judith mengemukakan, selama ini ada banyak sekali pengguna internet yang tidak mengetahui cara aman untuk berkomunikasi melalui situs pergaulan di internet seperti chatting maupun jejaring sosial Facebook.

Mereka terkena bujuk rayu sehingga mau melakukan hal yang seharusnya tidak dilakukan.

“Begitu banyak yang terkena bujuk rayu via dunia maya bujuk rayu uang/ajakan pergi atau bersenang-senang tanpa berfikir panjang bahwa orang tersebut belum dikenalnya sama sekali,” tambah Judith.

Untuk sosialisasi etika di dunia maya ini, pemerintah bisa bekerja sama dengan semua lembaga pendidikan di Indonesia. Jika perlu, sosialisasi diberikan untuk mereka yang masih berada di sekolah dasar.

“Fakta membuktikan korban-korban dari dunia maya ini melingkupi segala usia dari SMP sampai penerima beasiswa dari universitas terkenal di Indonesia. Jangan salahkan mereka yang tidak mengenal betapa bahayanya dunia maya karena selama ini para operator telekomunikasi hanya berlomba-lomba promosi menawarkan aneka kemudahan dan kemurahan berinternet tanpa diikuti sosialisasi gencar dampak sosial dan budaya bagi para remaja di Indonesia,” papar Judith.

Sebelumnya ibunda Safiri, Maulianah mengatakan, putrinya sempat berkenalan dengan seorang pria melalui chatting di internet. Pria itu mengaku berasal dari Malang, Jawa Timur, namun bekerja di Dinas Kependudukan di Kalimantan. Namun Maulianah tidak mengetahui siapa nama laki-laki itu.

Safiri diketahui menghilang sejak 16 Desember lalu. Saat itu, Safiri seharusnya mengikuti ujian akhir semester (UAS) di kampusnya, Jurusan Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Indonesia (UI). Hingga kini, keberadaannya masih belum diketahui. Kasus ini sedang ditangani oleh Polres Depok.

dtc/nad

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya