SOLOPOS.COM - Petugas kesehatan memeriksa kru bus AKAP di Terminal Induk Giri Adipura Wonogiri, Rabu (25/3/2020). (Solopos/M. Aris Munandar)

Solopos.com, JAKARTA -- Pemerintah Presiden Joko Widodo atau Jokowi belum juga memutuskan apakah akan melarang mudik di tengah wabah virus corona (Covid-19). Padahal, ribuan orang telah keluar dari Jabodetabek untuk pulang ke kampung halaman di Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Rapat terbatas Jokowi dengan Kabinet Indonesia Maju pun belum menghasilkan keputusan mengenai mudik di tengah wabah corona ini. Rencananya, keputusan tersebut baru akan diumumkan besok, Selasa (31/3/2020).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Hal itu dikatakan Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan virus Corona atau Covid-19, Doni Monardo. Soal melarang atau membolehkan mudik di tengah wabah corona, pemerintah telah membahas secara detail bersama kepala daerah.

Ini Alasan Pemerintah Menolak Lockdown Alias Karantina Wilayah

“Jadi mohon bersabar dulu, untuk keputusan ini akan dikeluarkan besok sore. Siapa yang boleh mudik, siapa yang kira-kira dianjurkan tidak mudik dengan beberapa ketentuan yang nantinya akan dikeluarkan oleh pemerintah,” katanya usai rapat terbatas dengan Presiden Joko Widodo soal Antisipasi Mudik Lebaran 2020 melalui video conference, Senin (30/3/2020).

Seperti diketahui, pemerintah telah berulang kali mengimbau untuk mengurangi mobilitas masyarakat. Namun situasi tanggap darurat di ibu kota negara itu malah mendorong orang melakukan mudik lebih cepat. Sedangkan pemerintah tak tegas melarang mudik selama wabah virus corona.

Efek Darurat Sipil, Penguasa Berhak Batasi Orang di Luar Rumah

Presiden Jokowi, dalam pembukaan rapat, mencatat pergerakan angkutan umum selama 8 hari terakhir. Ada 876 armada bus antarprovinsi yang membawa 14.000 penumpang dari Jabodetabetk ke Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, dan Jawa Timur.

“Ini belum dihitung arus mudik dini yang menggunakan transportasi massal lainya, misalnya kereta api maupun kapal dan angkutan udara, serta menggunakan mobil pribadi,” katanya.

Karena pemerintah belum melarang mudik, Doni pun baru menyampaikan imbauan di tengah wabah corona. Dia menganjurkan masyarakat yang sudah terlanjur mudik bisa sukarela mengurangi interaksi dengan orang lain begitu sampai di kampung halaman.

Kena Gejala Corona, Pasien Kritis di Bantul Ditolak 23 RS Rujukan

“Selama 14 hari tidak keluar rumah. Kalau setiap warga yang pulang ke kampung halaman sukarela berdiam diri di rumah dan membatasi hal fisik. Menghindari salaman, pelukan dan apa saja secara fisik berdekatan, akan membantu,” jelas Doni.

Tutup Akses Bus

Sementara itu, Kementerian Perhubungan membenarkan adanya penutupan akses angkutan umum antarkota antarprovinsi (AKAP) dari dan ke DKI Jakarta. Tujuannya untuk mengendalikan penyebaran virus corona.

Juru Bicara Kementerian Perhubungan, Adita Irawati, mengatakan penutupan itu dilakukan karena percepatan arus mudik penumpang bus. Langkah itu diambil meskipun pemerintah belum juga melarang mudik di tengah wabah corona.

Sebelum Lockdown Wilayah, Pemerintah Diminta Cairkan BLT Pekan Ini

"Banyak anggota masyarakat yang telah mempercepat mudik ke kampung halaman dengan berbagai alasan. Hal ini dikhawatirkan dapat memperluas penyebaran virus Covid-19 dari DKI Jakarta yang merupakan zona merah ke luar DKI Jakarta khususnya Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur," paparnya, Senin (30/3/2020).

Adapun hingga Senin (30/3/2020) pukul 12.00 WIB, Indonesia mencatat 129 kasus baru, sehingga total pasien secara akumulasi menjadi 1.414 orang. Dari total pasien tersebut, sebanyak 75 orang di antaranya telah dinyatakan sembuh. Sedangkan 122 orang lainnya meninggal dunia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya