JOGJA—Pemerintah membantah kenaikan harga sembako di Jogja saat ini terkait dampak psikologis rencana kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) beberapa waktu lalu yang akhirnya ditunda enam bulan ke depan. Kenaikan harga sembako dinilai lebih karena faktor produksi.
Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) DIY, Astungkoro menyatakan banyak faktor yang mempengaruhi kenaikan harga barang kebutuhan sehari-hari. ia mencontohkan, naiknya harga gula disebabkan karena belum memasuki masa penen tebu. Akibatnya stok gula di DIY menipis dan memicu kenaikan harga. “Informasi dari produsen gula Madukismo, stok di sana tinggal 2.000 ton, tapi belum termasuk yang di distributor,” terang Astungkoro, Senin (2/4).
Promosi Yos Sudarso Gugur di Laut Aru, Misi Gagal yang Memicu Ketegangan AU dan AL
Sedangkan cabai naik karena faktor cuaca yang menyebabkan panenan turun. (apo)