SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, BOYOLALI--Pengawasan terhadap peredaran hewan kurban di Kabupaten Boyolali semakin diintensifkan jajaran Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) setempat, menjelang Idul Adha 2013. Tim pun diterjunkan ke sejumlah pasar hewan dan tempat penampungan hewan kurban yang tersebar di wilayah Kota Susu sejak Selasa (8/10/2013).

“Tim terpadu, selain dari Disnakkan, UPT [unit pelaksana teknis], kami juga dibantu mahasiswa koas dari UGM [Universitas Gadjah Mada] Jogja,” ujar Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner (Keswan & Kesmavet) Disnakkan Boyolali, Ida Nawaksari, saat ditemui wartawan di Pasar Hewan Karanggede, Boyolali, Rabu (9/10/2013).

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Ida mengatakan hingga hari H, pemeriksaan terhadap hewan kurban akan dilakukan tim tersebut untuk memastikan kualitas dan kondisi kesehatan hewan bersangkutan. Mulai Selasa, tim menyisir sejumlah pasar hewan, seperti di Kecamatan Klego, Kecamatan Andong, serta tempat-tempat penampungan hewan yang tersebar di sejumlah wilayah, termasuk Kecamatan Boyolali.

“Kemarin [Selasa] kami ke Klego, Andong, hari ini [Rabu] kami ke Karanggede, tadi juga menyisir tempat-tempat penampungan hewan kurban di Kecamatan Boyolali. Besok hingga hari H pemeriksaan akan terus kami laksanakan, termasuk nanti di tempat-tempat penyembelihan hewan kurban,” terangnya.

Dari hasil pemeriksaan sementara, Ida mengungkapkan kualitas hewan kurban rata-rata sudah baik dan telah memenuhi persyaratan. Meskipun diakuinya, pihaknya juga masih menemukan hewan kurban, baik sapi ataupun kambing, yang terserang jenis penyakit ringan, terutama pink eye atau belek. Menurut dia, penyakit tersebut relatif mudah disembuhkan dengan pemberian tetes mata dan antibiotik.

“Salah satu pemicunya ya karena saat ini sedang musim kering, kemarau. Untuk jenis penyakit tersebut, obat kami berikan secara gratis,” imbuh dia.

Dokter hewan Disnakkan Boyolali, Hendro Kurnianto, menambahkan sebagai antisipasi, pihaknya juga telah menyosialisasikan kepada para pedagang agar tidak menjual hewan yang terindikasi terserang penyakit tertentu. “Jika diketahui hewannya terindikasi tidak sehat atau tidak memenuhi syarat untuk dijadikan hewan kurban, kami imbau lebih baik tidak dijual,” tegasnya.

Ida menambahkan setelah hewan-hewan diperiksa, petugas memberikan tanda berupa stampel bertuliskan “SEHAT”. Hal itu sebagai tanda bahwa hewan itu telah lolos pemeriksaan tim dari Disnakkan dan dinilai layak.

“Stempel ini merupakan bantuan dari Provinsi Jateng, sebagai tanda bahwa hewan tersebut sudah diperiksa petugas dan dinyatakan sehat,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya