SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Denpasar–Pementasan tari pendet massal yang melibatkan 1.008 orang di Denpasar, Rabu berhasil tercatat dalam Museum Rekor Dunia Dunia Indonesia atau MURI.

Pemrakarsa pementasan tari pendet, Sukowati Sosrodjojo yang juga Presiden Direktur Rekso Nasional Food mengatakan, sebagai anak bangsa, segala seni budaya harus dilestarikan agar tidak diklaim oleh oknum atau negara tertentu sebagai bagian dari budayanya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Dengan tercatat pada rekor MURI tersebut, maka sebagai anak bangsa, kami berkewajiban untuk dapat melestarikan kesenian itu,” katanya.

Penyerahan sertifikat MURI No. 4052/R.MURI/XII/2009 oleh Senior Manager MURI Paulus Pangka kepada Sukowati Sosrodjojo selaku pemrakarsa pementasan kesenian asal Pulau Dewata itu dirangkaikan dengan pembukaan gerai McDonald’s yang berlokasi di Jalan Kobo Iwa, Denpasar.

“Kami sangat peduli dengan keberadaan seni budaya Indonesia sehingga dengan pergelaran atau pementasan tari pendet ini, diharapkan kesenian yang lain di tanah air akan menyusul tercatat dalam rekor MURI,” katanya.

Untuk tarian massal seperti ini, kata dia, memerlukan koordinasi dan persiapan yang cukup matang, sehingga pada saat pementasan tidak ada kendala.

“Pementasan kesenian ini melibatkan anak-anak SMP dan SMA/SMK dari sejumlah sekolah yang ada di Bali serta sejumlah sanggar seni tari di Denpasar,” katanya.

Ia mengaku, pihaknya merasa bangga dan senang dengan tercatatnya kesenian tersebut ke dalam rekor MURI.

“Kami merasa bangga dan senang selaku pemrakarsa pementasan kesenian tersebut,” ujarnya.

Sementara Wali Kota Denpasar Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra saat menyaksikan pementasan tari pendet itu tampak gembira serta kagum dengan ide dari penyelenggara kegiatan tersebut.

“Pementasan kesenian secara massal ini benar-benar mengagumkan. Oleh karena itu mari kita jaga dan lestarikan kesenian tesebut,” katanya.

Tari pendet pada awalnya merupakan tari pemujaan yang banyak dipentaskan di pura, tempat ibadat umat Hindu di Indonesia. Tarian ini melambangkan penyambutan atas turunnya dewata (Tuhan) ke alam dunia.

Lambat laun, seiring perkembangan zaman, para seniman Bali mengubah pendet menjadi tarian “ucapan selamat datang”, meski tetap mengandung nilai sakral dan religius. Pencipta atau koreografer dalam bentuk modern dari tarian tesebut adalah I Wayan Rindi.

Ant/tya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya