SOLOPOS.COM - Jusuf Kalla (JIBI/Solopos/Dok.)

Harianjogja.com, SLEMAN-Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla mengaku sulit menebak siapa yang akan menjadi pemenang pada Pemilu 2014 mendatang. Selain belum muncul sosok calon pemimpin nasional, masyarakat juga sudah mampu menilai siapa yang cocok untuk memimpin.

“Layaknya menonton bola yang menarik dan menegangkan, kondisi Pemilu pada 2014 juga demikian. Hal itu berbeda bila Pemilu dilaksanakan pada 2019 mendatang. Yang akan dipilih pasti yang berhasil, yang pantas dan mampu. Saat ini siapa yang pantas? Itu yang mampu. Pemilu 2014 tidak diketahui siapa yang akan menang,” ungkap Kalla saat menghadiri dialog kebangsaan di UIN Sunan Kalijaga, Rabu (20/11/2013).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Menurut dia, seorang pemimpin harus jujur, mampu memberi teladan, tegas dan memahami masalah. Seorang pemimpin juga harus mampu membawa orang yang dipimpin ke tujuan lembaga atau bangsa. Yakni, mencapai masyarakat yang adil, makmur dan sejahtera.

 

“Kalau seorang pemimpin tidak mampu memengaruhi orang lain itu bukan pemimpin. Kalau pemerintah tidak bisa membawa itu, pemerintah tidak berhasil, harus diganti,” ujarnya.

Kalla menegaskan, kepemimpinan nasional juga harus berada dalam koridor yang benar dan mengikuti norma-norma yang sudah ditentukan. Bila tidak, maka kondisi politik yang berjalan akan tidak beraturan dan tidak beradab.

 

“Inti demokrasi itu adalah bagaimana cara memilih pemimpin dan memilih keputusan. Sejak era reformasi, oposisi selalu berganti-ganti. Golkar dikalahkan PDIP, PDIP dikalahkan Demokrat. Yang jelas, pada 2014 mendatang bukan Demokrat yang menang,” ujarnya.

Rektor UIN Sunan Kalijaga Prof. Musa Asy’arie berharap agar dinamika politik Indonesia menjelang dan selama pelaksanaan Pemilu 2014 harus terus dikawal. Dengan begitu, katanya, pesta demokrasi tersebut tidak akan terjerumus pada politik kekerasan. “Pemilu mendatang harus meneguhkan politik yang mampau menumbuhkan kesejahteraan bagi masyarakat,” ujar Musa.

Dia mengakui, beragam peristiwa politik yang terjadi akhir-akhir ini memberi sinyal pelaksanaan Pemilu 2014 tidak hanya memakan biaya mahal tetapi juga rentang dengan praktik-praktik tidak terpuji. Kalau tidak dikawal sejak dini, sambung Musa, bukan tidak mungkin Pemilu 2014 akan gagal dan tidak melahirkan pemimpin yang berkarakter.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya