SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, WONOGIRI — Pemerintah Desa (Pemdes) Pokoh Kidul, Kecamatan/Kabupaten Wonogiri, menyisihkan Rp170 juta dari dana desa yang mereka terima dari pemerintah pusat untuk membantu rehab rumah tidak layak huni (RTLH).

Baru tahun ini dana desa yang diterima Pemdes Pokoh Kidul dialokasikan untuk program tersebut. Pemdes setempat mengalokasikannya sebagai respons atas arahan Bupati Bupati Wonogiri, Joko Sutopo, yang meminta desa turut mengintervensi masalah kemiskinan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pemdes Pokoh Kidul mengalokasikan anggaran Rp170 juta dari dana desa itu untuk merehab 17 unit RTLH. Masing-masing RTLH mendapat Rp10 juta. Pemdes setempat juga mendapat bantuan keuangan provinsi (bankeuprov) senilai Rp30 juta untuk rehab tiga unit RTLH.

Total RTLH yang direhab tahun ini 20 unit dengan anggaran total Rp200 juta. Sekretaris Desa (Sekdes) Pokoh Kidul, Budi Prabowo, saat ditemui Solopos.com di kantornya, pekan lalu, menyampaikan baru kali ini dana desa di Pokoh Kidul dialokasikan untuk merehab RTLH.

Tahun-tahun sebelumnya program rehab RLTH bersumber dari alokasi dana desa (ADD) dan bankeu kabupaten. Anggaran dari ADD untuk program bersangkutan pun sangat minim, yakni Rp2 juta-Rp3 juta/unit dengan sasaran maksimal tiga unit rumah.

Anggaran itu untuk merehab dalam skala kecil saja, seperti untuk memplester tembok. Anggaran minim kecil karena ADD lebih banyak digunakan untuk penghasilan tetap (siltap) kepala desa (kades), perangkat, dan insentif rukun tetangga (RT) dan rukun warga (RW).

“RTLH di Pokoh Kidul ada lebih dari 100 unit yang tersebar di seluruh dusun [11 dusun]. Hingga tahun ini hampir 50 persennya sudah direhab. Sasarannya akan kami tingkatkan dari tahun ke tahun. Tentu rehab dikerjakan secara gotong royong oleh warga sekitar. Kalau dana segitu [Rp10 juta] untuk merehab tanpa sambatan ya enggak bisa jalan,” kata Budi mewakili Pj. Kades, Heru Sunarko.

Pemdes Pokoh Kidul juga akan menggelar program pelatihan pembuatan makanan ringan untuk warga ekonomi lemah. Warga yang mendapatkan pelatihan itu diharapkan ke depan bisa membuka usaha rumah tangga produksi makanan ringan.

Program yang masuk pos pemberdayaan masyarakat tersebut bagian dari upaya Pemdes menangani masalah kemiskinan. Program pelatihan akan terus dilaksanakan dari tahun ke tahun agar dapat lebih banyak menjangkau warga dengan ekonomi lemah.

Pelatihannya pun ditingkatkan, seperti pelatihan untuk mengembangkan pemasaran, pengemasan produk, dan sebagainya. “Warga miskin di Pokoh Kidul cukup banyak. Mereka tak memiliki pekerjaan tetap dan sebagian sudah tua. Mayoritas warga miskin bekerja sebagai buruh tani dan kadang mencari ikan di waduk [Waduk Gajah Mungkur atau WGM],” imbuh Sekdes.

Pemdes Pokoh Kidul juga melaksanakan program pemberdayaan masyarakat lainnya, seperti pelatihan kader pos pelayanan terpadu (posyandu), pelatihan relawan tanggap darurat, dan pelatihan perlindungan perempuan dan anak (PPA). Anggaran untuk mengaver program itu senilai Rp51 juta.

“Dana desa sudah mulai kami alihkan untuk pengentasan kemiskinan dan pemberdayaan masyarakat, karena infrastruktur sudah hampir 100 persen rampung.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya