SOLOPOS.COM - Foto: Dwi Prasetya/JIBI/Espos

Foto: Dwi Prasetya/JIBI/Espos

SUKOHARJO--Permohonan dari Pemerintah Desa Makamhaji, Kecamatan Kartasura, kepada kontraktor pelaksana proyek, PT Dian Previta, hingga Rabu (3/10/2012), tentang pemanfaatan tanah bekas galian proyek underpass untuk uruk belum mendapat tanggapan tertulis. Padahal, Pemdes Makamhaji telah mengajukan surat permohonan tersebut sejak 5 Juli 2012.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Kepala Desa Makamhaji, HM Zaenuri, 65, ketika ditemui Solopos.com di kantornya, Rabu, menyatakan koordinasi antara kontraktor dengan pemerintah desa berjalan kurang berjalan maksimal. Ia menilai pihak kontraktor hanya aktif berkomunikasi pada awal pembangunan saja. Namun, akhir-akhir ini tak pernah ada kontak lagi dari kontraktor.
Ia menyesalkan langkah kontraktor yang tak menanggapi serius surat permohonan pemanfaatan tanah bekas galian yang pernah dilayangkan Pemdes Makamhaji.

“Kami cuma ingin tanah Makamhaji kembali ke daerah Makamhaji. Kami mengajukan permohonan pemanfaatan tanah bekas galian untuk menguruk tanah kas desa yang jaraknya hanya sekitar satu kilometer dari lokasi proyek underpass. Kalau terpaksa harus menyediakan truk pengangkut, kami akan menyediakannya,” kata Zaenuri.

Sementara itu, Pelaksana Proyek PT Dian Previta, Sapto Prabowo, 30, ketika ditemui Espos di lokasi proyek, Rabu, mengatakan tanah hasil pengerukan proyek underpass ia serahkan pengelolaannya kepada warga sekitar. “Kami memberikan tanah kepada warga. Kalau ada yang minta, warga dipersilakan mengambil. Kami sudah menyediakan backhoe dan truk pengangkut. Nanti silakan berkoordinasi dengan koordinator lapangan yang mengurus pembuangan tanah,” papar Sapto.

Koordinator lapangan yang mengurus pembuangan tanah proyek underpass, Putut, 37, mengatakan sementara ini tanah hasil pengerukan diangkut ke daerah Purbayan, Kartasura. Rabu, hanya ada empat truk yang beroperasi karena tanah yang akan diangkut masih sedikit.

“Kami tak akan menjual tanah ini. Warga, kami persilakan memanfaatkan tanah hasil pengerukan proyek. Mereka bisa datang langsung kemari. Hanya saja, kami harap warga maklum kalau harus mengganti ongkos bensin dan ongkos makan sopir. Kalau mau membawa truk sendiri juga tidak masalah,” kata warga Makamhaji yang rumahnya tak jauh dari lokasi proyek itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya