SOLOPOS.COM - Warga beraktivitas di dekat tempat pelelangan ikan Pantai Samas, Desa Srigading, Kecamatan Sanden, Bantul pada akhir 2013 (JIBI/Harian Jogja/Desi Suryani)

Kompleks prostitusi di Samas disebut banyak dihuni warga Gunungkidul.

Harianjogja.com, BANTUL— Bisnis prostitusi di kawasan Pantai Samas Kecamatan Sanden, Bantul ditengarai bakal menjamur, menyusul kedatangan para pemandu karaoke di kawasan Pantai Parangtritis, Kecamatan Kretek ke wilayah ini. Pemerintah desa setempat kebingungan kenapa wisata di pesisir Bantul justru lekat dengan prostitusi.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kepala Desa Srigading, Sanden, Bantul Wahyu Widodo mengatakan, sejumlah pemandu karaoke yang semula beroperasi di kawasan Pantai Parangtritis kini bermigrasi ke Pantai Samas yang ada di sebelah baratnya. Pantai Samas terletak di Desa Srigading, Sanden. Perpindahan itu terjadi menyusul rencana Pemkab menutup lapak karaoke di Parangtritis. Pasalnya, kawasan lapak karaoke tersebut diduga sebagai kompleks prostitusi terselubung.

“Beberapa sudah berusaha mencari sewa tempat [di Samas], memang faktanya saya coba mengecek pas malam ramai sekali, tidak malam Minggu saja ramai,” kata Wahyu Widodo Rabu (25/10/2017).

Selama ini, kawasan Samas sendiri juga dikenal sebagai kawasan prostitusi di pesisir selatan Bantul meski tak seramai Parangtritis. “96 persen sekian masyarakat di sana [Samas] bukan asli Bantul justru banyak dari Wonosari [Gunungkidul],” tutur dia. Dirinya mengaku bingung, lantaran di Gununungkidul sendiri yang juga terkenal dengan wisata pantainya justru tak dikenal sebagai kawasan prostitusi.

Sebaliknya kawasan Samas Bantul justru terkenal sebagai tempat prostitusi. “Kita jadi bertanya ketika wisata pantai di Gunungkidul bersih dari hal-hal begitu [prostitusi], tapi kemudian penghuni Samas adalah orang-orang Wonosari, Gunungkidul,” imbuh dia.

Ia menduga, pelaksanaan Peraturan daerah (Perda) mengenai pelarangan praktik pelacuran serta minuman keras di Gunungkidul lebih kuat daripada di Bantul.

Wahyu merasa wilayahnya dikorbankan dengan penertiban di kawasan Parangtritis tersebut. “Ketika ada kebijakan pembubaran karaoke di Parangtritis kemudian berbondong-bondong ke Samas, lalu pihak terkait nantinya membiarkan kan saya dalam tanda petik dikorbankan ini,” tutur dia.

Dia mengatakan jika Pemkab membiarkan prostitusi tumbuh di Samas, dia dan warga akan bergerak. Pekan ini, otoritas Pemdes menjadwalkan pertemuan dengan pihak terkait untuk mencari solusi tindak lanjut yang tepat terkait perkembangan yang terjadi di Samas.

Keberadaan karaoke yang menjamur menurutnya semakin menambah permasalahan di kawasan Samas. “Disini itu banyak masalah dari bayi dibuang, perkelahian, orang mati tidak wajar ya indikasinya gara-gara pengaruh minuman keras, obat-obatan, lalu bagaimana nantinya kalau ditambah yang seperti itu,” lanjutnya lagi.

Pelaksana tugas Kepala Dinas Pariwisata Bantul, Kwintarto Heru Prabowo mengatakan, masih mencermati kasus ini. “Kita cermati dan inventarisasi agar kedepan dapat ditata secara terencana dan  ditertibkan sehingga tidak terjadi pelanggaran aturan dan pelanggaran norma sosial,” jelas Kwintarto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya