SOLOPOS.COM - Ilustrasi guru (Dok. JIBI/Harian Jogja)

Pemdes diperintahkan oleh Bupati Sragen untuk menyusur siswa putus sekolah di kabupaten itu.

Solopos.com, SRAGEN — Sejumlah pemerintah desa (pemdes) mulai menyisir perkampungan untuk mencari siswa yang putus sekolah. Kepala Desa Kandangsapi, Kecamatan Jenar, Pandu, mengaku sudah diperintahkan camat setempat untuk menyisir desa guna mencari siswa putus sekolah.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Hal sesuai instruksi Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati. “Saya sudah meminta masing-masing bayan untuk menindaklanjutinya dengan mendata jumlah siswa yang putus sekolah. Berdasar informasi yang saya terima, masing-masing bayan sudah punya data jumlah siswa yang putus sekolah itu. Namun, sampai sekarang data itu belum dilaporkan kepada saya,” kata Pandu saat dihubungi Solopos.com, Minggu (20/11/2016).

Kepala Desa Katelan, Kecamatan Tangen, Suparno, mengaku sudah mendapat laporan ada satu siswa SD yang putus sekolah. Siswa tersebut kehilangan motivasi belajar karena terbebani masalah keluarga.

“Kedua orang tuanya sudah bercerai. Dia tinggal bersama neneknya. Kami sudah membujuk dia supaya mau kembali bersekolah. Tapi, dia sudah kehilangan motivasi belajar sehingga enggan berangkat sekolah,” kata Suparno.

Masih ada satu siswa SD di Katelan yang sudah di ambang putus sekolah. Siswa tersebut juga sudah kehilangan semangat belajar sejak kedua orang tuanya hendak bercerai. Kadang siswa itu masuk sekolah. Namun, kadang enggan berangkat sekolah. Padahal, kata Suparno, siswa itu berasal dari keluarga yang lumayan berkecukupan.

“Saya merasa kasihan. Di sekolah dia sudah terbiasa diejek teman-temannya. Kata teman-teman dia, ibunya sebentar lagi akan menikah lagi. Mungkin itu yang membuat dia kehilangan semangat untuk sekolah,” jelas Suparno.

Kepala Desa Pengkok, Kecamatan Kedawung, Warijo, mengaku belum mendapat surat resmi terkait perintah Bupati untuk mendata jumlah siswa putus sekolah. Meski demikian, dia tidak khawatir akan adanya siswa putus sekolah karena di Pengkok sudah ada dua Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) yang masing-masing menggelar program Kejar Paket B dan C.

“Kalau ada siswa yang putus sekolah akan langsung kami arahkan ikut program Kejar Paket itu. Kebetulan lokasinya di daerah kami sehingga lebih mudah dijangkau warga kami yang putus sekolah,” papar Warijo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya