SOLOPOS.COM - Pekerja memindahkan tumpukan sampah di Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan, Bantul, DI Yogyakarta, Kamis (12/5/2022). Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta dan warga Piyungan bersepakat membuka kembali TPST Piyungan dengan poin utama pengolahan lindi atau air pada sampah oleh Balai Prasarana dan Pemukiman Wilayah (BPPW) agar tidak mencemari lingkungan sekitar. ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah/foc.

Solopos.com, JOGJA — Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Daerah Istimewa Yogyakarya berencana menggunakan teknologi modern untuk pengelolaan sampah di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan pada 2027. Saat ini, rencana tersebut telah memasuki studi kelayakan.

Meski demikian, DLHK belum bisa memastikan teknologi seperti apa yang akan digunakan. Belum ditetapkannya jenis teknologi pengolahan sampah di TPST Piyungan tersebut berimbas pada belum bisa ditentukannya produk hasil olahannya.

Promosi Moncernya Industri Gaming, Indonesia Juara Asia dan Libas Kejuaraan Dunia

“Semuanya masih pengkajian dengan berbagai pihak, karena ini dibiayai pemerintah pusat lewat BUMN dengan skema kerja sama pemerintah dengan badan usaha [KPBU],” kata Kepala DLHK DIY Kuncoro Cahyo Aji, Selasa (3/1/2023).

Di menuturkan ada beberapa opsi teknologi yang bakal digunakan dalam pengelolaan sampah TPST Piyungan. Pilihan teknologi yang menjadi alternatif utama yakni dengan teknologi material biological treatment. Dimungkinkan output dari teknologi itu bukan energi terbarukan atau bahan bakar industri lainnya.

Namun, dia menegaskan kemungkinan masih terbuka lebar karena belum ada kesepakatan final.

“Yang masih akan kami dalami teknologinya dulu, setelah ada baru bisa tahu biayanya sampai manajemen pembagian kewenangannya,” ujar dia.

Kuncoro menjamin akan memilih teknologi pengelolaan yang paling tepat agar penanganan masalah sampah di DIY tertangani maksimal.

“Kalau pembiayaannya juga belum tahu nilainya, termasuk skemanyanya apakah dengan perusahan terbuka, konsorsium, atau lainnya belum ditentukan,” ucapnya.

Sambil menunggu kajian teknologi pengelolaan tersebut, jelas Kuncoro, pihaknya terus berkoordinasi dengan Pemkab dan Pemkot di bawahnya.

“Semuanya terkoordinasi dengan baik, nanti kami juga tampung aspirasi kabupaten/kota, prosesnya masih panjang,” terangnya.

Kepala Bidang Pengelolaan Persampahan DLH Jogja, Ahmad Haryoko, menanti realisasi penggunaan teknologi mutakhir dalam mengelola sampah TPST Piyungan.

“TPST Piyungan masih jadi prioritas kami dalam mengelola sampah, semakin baik teknologinya tentu akan berdampak positif bagi Jogja,” jelasnya, Selasa siang.

Haryoko menyebut pemilahan sampah jadi kunci penanganan sampah apapun itu teknologinya. Untuk itu, pihaknya juga menggerakkan masyarakat Jogja untuk sadar pentingnya pemilahan sampah.

Meskipun menggunakan teknologi modern, jelas Haryoko, DLH Jogja berharap tarif pembuangan sampah di TPST Piyungan tetap terjangkau.

“Karena memang anggaran kami untuk itu juga sedikit, jadi kami berharap juga ada tarif yang terjangkau nantinya meski TPST Piyungan dijalankan dengan teknologi modern,” ujarnya.

Haryoko menuturkan berbagai usaha penanganan sampah akan terus dilakukan dinasnya.

“Kalau masyarakat sudah terbiasa memilah, nanti kami lanjut program lainnya agar Jogja produksi sampahnya menurun dengan cara apapun, karena memang tidak bisa sepenuhnya mengandalkan TPST Piyungan juga,” ucapnya.

Berita ini telah tayang di Harianjogja.com dengan judul Duh….Sampai Sekarang Teknologi Pengolah Sampah di TPST Piyungan Belum Jelas

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya