SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Jakarta–Pemerintah Daerah Nusa Tenggara Barat (NTB) dan PT Aneka Tambang Tbk (Antam) tidak mencapai kesepakatan pembelian 14 persen saham divestasi PT Newmont Nusa Tenggara (NNT).

Dalam negosiasi yang berlangsung di Jakarta, Rabu (18/11), Pemda yang diwakili Gubernur NTB Zainul Majdi dan Dirut Antam, Alwinsyah Loebis, tetap pada pendirian sebelumnya. Hadir sebagai fasilitator adalah Dirjen Mineral, Batubara, dan Panas Bumi Departemen ESDM Bambang Setiawan, Deputi Menko Perekonomian Wimpie S Tjetjep, dan Deputi Menneg BUMN Sahala Lumban Gaol.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dalam pertemuan tersebut, Antam yang telah ditunjuk sebagai wakil pemerintah pusat, tetap meminta porsi saham mayoritas yakni 50 persen dan 50 persen lainnya dibagi pemda dan PT Multicapital.

Sementara, pemda menginginkan porsi sahamnya adalah 25 persen pemda, 37,5 persen Antam, dan 37,5 persen Multicapital. Antam beralasan, kalau saham di bawah 50 persen, maka tidak sesuai dengan strategi bisnis Antam ke depan.

“Kalau tidak sesuai dengan strategi bisnis Antam, maka tidak jadi (beli),” kata Alwinsyah usai pertemuan.

Bambang Setiawan mengatakan, menyusul hasil pertemuan tersebut, pihaknya sudah mengirimkan surat ke Newmont yang intinya menetapkan pemda NTB sebagai wakil pemerintah untuk melanjutkan transaksi pembelian 14 persen saham divestasi tahun 2008 dan 2009.

Menurut dia, dengan keputusan tersebut, maka penandatanganan jual dan beli (sales and purchase agreement/SPA) 14 persen saham NNT dapat dilakukan dalam waktu segera atau sebelum tanggal 23 Nopember 2009. “Sudah beres, tinggal tanda tangan SPA,” katanya.

Pertemuan pemda-Newmont merupakan hasil rapat koordinasi yang dipimpin Menko Perekonomian Hatta Rajasa dan dihadiri Menteri ESDM Darwin Saleh, Menkeu Sri Mulyani, dan Menneg BUMN Mustafa Abubakar pada Senin (16/11) malam yang memutuskan kemungkinan masuknya Antam.

“Namun, dalam pertemuan tadi, Antam menyatakan tidak masuk dengan skenario yang diajukan pemda dengan alasan tidak sesuai strategi bisnis,” ujarnya.

Menurut dia, sebelumnya sejumlah opsi yang memungkinkan adalah Antam menguasai sendiri sebanyak 50 persen saham divestasi, Antam memiliki 50 persen, namun bergabung dalam konsorsium pemda, atau Antam mendapatkan 37,5 persen saham.

Bambang berharap, dengan menguasai saham Newmont, pemda akan lebih banyak mendapatkan manfaat dari keberadaan tambang perusahaan asal AS tersebut.

NNT merupakan perusahaan tambang asing asal AS yang menambang tembaga dan emas di Batu Hijau, Sumbawa Barat, NTB. Sebanyak 80 persen saham NNT dikuasai asing melalui Nusa Tenggara Partnership yang terdiri dari Newmont Indonesia Ltd sebesar 55 persen dan 45 persen sisanya dimiliki Nusa Tenggara Mining Corp dan Sumitomo.

Sisa saham sebesar 20 persen dipegang perusahaan nasional, PT Pukuafu Indah. Sesuai kontrak karya, NNT diwajibkan mendivestasikan 51 persen saham asingnya ke pihak nasional paling akhir Maret 2010.

Sebanyak 20 persen sudah dikuasai nasional melalui Pukuafu, sehingga NNT mesti mendivestasikan 31 persen sisanya. Jadwal divestasi 31 persen saham NNT sesuai kontrak karya adalah tiga persen Maret 2006, tujuh persen Maret 2007, tujuh persen Maret 2008, tujuh persen Maret 2009, dan tujuh persen Maret 2010.

ant/isw

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya