SOLOPOS.COM - Keluarga membersihkan rumah yang menjadi lokasi pembunuhan sadis satu keluarga Suranto di Desa Duwet, Kecamatan Baki, Sukoharjo, pada Rabu (26/8/2020). (Solopos.com-Indah Septiyaning W.)

Solopos.com, SUKOHARJO -- Siapa yang menyangka bahwa Sri Handayani, 36, salah satu korban pembunuhan sekeluarga pengusaha rental mobil Suranto di Duwet, Kecamatan Baki, Sukoharjo, baru saja merayakan ulang tahun ke-36.

Sri Handayani yang juga istri Suranto merayakan hari ulang tahun dua hari sebelum dibunuh pelaku Henry Taryatmo, 41, di rumahnya di Duwet, Baki, Sukoharjo pada Rabu (19/8/2020).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kebersamaan keluarga Suranto merayakan ulang tahun sang istri yang akrab disapa Handa di Pemancingan Janti, Klaten, menjadi momentum tak terlupakan bagi keluarga besarnya.

Keluarga Korban Pembunuhan Sadis Menangis Histeris Hendak Bersihkan Rumah Suranto

Tak ada yang menyangka hari itu akan menjadi pertemuan terakhir keluarga besar dengan Handa dan kedua anaknya, Rafael, 10 dan Dinar, 5.

Hal itu disampaikan adik bungsu Sri Handayani, Tri Sutrisno, 27, saat datang untuk menyaksikan pembukaan garis pengaman polisi di rumah Suranto yang menjadi lokasi pembunuhan Handa dan keluarga, Rabu (26/8/2020).

"Ketemu terakhir dengan Mbak Handa dan anaknya pas makan bareng di pemancingan Janti hari Senin (17/8/2020). Itu makan merayakan ulang tahun Mbak Handa ke-36," kata Tri Sutrisno.

Kebersamaan Terakhir Bersama Sang Kakak

Saat mengingat momentum kebersamaan terakhir bersama sang kakak, mata Tri mulai berkaca-kaca. Dia pun tak sanggup bercerita lebih jauh bagaimana pertemuan terakhir itu.

Yang jelas, Tri Sutrisno tak menyangka kakak dan keluarganya dihabisi dengan cara keji dan sadis. Atas kejadian ini, orang tuanya masih syok dan belum kuat untuk ikut menyaksikan pembukaan garis pengaman polisi.

"Ibu itu dekat sekali dengan anak-anak Mbak Handa. Jadi ibu sampai sekarang yang sangat terpukul, masih sok [kadang] melamun," katanya.

Sanksi Warga Tak Bermasker di Klaten: KTP Ditahan Sepekan dan Menyapu

Duka mendalam juga masih dirasakan ayah Suranto, Harto Mulyono, 80. Di usianya yang kian senja, Harto harus menghadapi kepergian anak, menantu dan cucunya dengan cara tragis.

Harto yang rumahnya tak jauh dari kediaman Suranto ini pun berusaha tegar untuk menyaksikan pembukaan garis pengaman polisi. Didampingi kakak Suranto, Marno, 52, Harto hanya terdiam duduk menyaksikan pembukaan tersebut

"Bapak masih terpukul, tapi dia [Harto Mulyono] ingin ke sini melihat rumah Suranto," kata Marno.

Membersihkan Rumah Suranto

Marno mengatakan pihak keluarga langsung membersihkan rumah Suranto setelah garis pengaman polisi dibuka. Pembersihan dilakukan pihak keluarga karena kondisi rumah masih kotor dan belum dibersihkan sejak Suranto dan keluarganya ditemukan tak bernyawa pada Jumat (21/8/2020) malam lalu.

"Rumah kita bersihkan. Pohon di halaman dipangkas dan ditata biar lebih rapi. Nanti juga kita berikan lampu penerangan lebih agar tambah terang saat malam," katanya.

Ngeri! Pelaku Penembakan di Christchurch Selandia Baru Ingin Bakar Masjid

Berdasarkan pantauan Solopos.com, keluarga baik dari Suranto maupun Sri Handayani kerja bakti membersihkan rumah. Pembersihan dilakukan pihak keluarga tak hanya di area luar rumah, namun juga di bagian dalam termasuk ruang keluarga dan kamar yang menjadi lokasi ditemukannya satu keluarga tak bernyawa.

Mereka lantas memasukkan sejumlah barang seperti karpet yang terkena percikan darah, baju dan lainnya ke dalam karung. Barang-barang tersebut akan dikubur di dekat makam keempat korban.

Warga tampak berdatangan lokasi untuk melihat kondisi rumah saat dibuka dan dibersihkan oleh pihak keluarga korban.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya