SOLOPOS.COM - Lokasi penemuan potongan tubuh Ari Munadi di Karangpandan (JIBI/SOLOPOS/Dok)

Lokasi penemuan potongan tubuh Ari Munadi di Karangpandan (JIBI/SOLOPOS/Dok)

SUKOHARJO — Mata Ariyanto, 28, terlihat sembab. Bibirnya pun seolah berat menyunggingkan senyum. Wajahnya masih menggambarkan kedukaan yang mendalam. Rumahnya pun tampak sepi. Ariyanto merupakan kakak kandung Ari Munardi yang telah ditemukan meninggal beberapa waktu lalu.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Ariyanto dan keluarga masih syok dan tak percaya, salah satu anggota keluarganya meninggal dengan cara yang tragis. Padahal di mata keluarga dan tetangga, almarhum Ari merupakan sosok yang baik dan ramah. Ariyanto mendengar kabar kematian Ari, Kamis (20/12/2012) lalu dari pamannya.

“Kamis saya diberitahu paman saya yang kebetulan punya teman polisi. Saat mendengar kabar itu, saya berharap jenazah yang ditemukan bukan adik saya. Tapi setelah diberi tahu ciri-ciri jaket yang dikenakan jenazah, harapan saya langsung hilang,” ungkap Ariyanto, saat ditemui Solopos.com di rumahnya di Plumbon RT 006/RW 002, Siwal, Baki, Sukoharjo, Minggu (23/12/2012).

Menurut Ari, Jumat (21/12/2012) dia beserta Ayahnya mendatangi Polsek Karangpandan untuk memastikan kabar tersebut. melihat barang bukti berupa jaket dan kalung, keluarga langsung yakin jenazah tersebut memang benar-benar jenazah si bungsu.

Menurut keluarga, Ari sudah tidak pulang sejak 1 November lalu. Selama Ari menghilang, pihak keluarga terus mencari.

“Saya sudah tanya ke temannya Ari, mencari di tempat biasa Ari nongkrong dan di tempat kerja tapi semua orang bilang tidak tahu. Waktu itu, saya memang masih bisa menghubungi adik saya tapi saya juga curiga karena bahasa SMS-nya beda,” terang Ariyanto.

Demi mencari sang adik, Ariyanto mengaku sering bolak-balik Sukoharjo-Wonogiri. Hal itu ia lakukan karena ia bekerja di salah satu bengkel di Wonogiri.

“Saya sering bolak-balik karena kasihan kalau orang tua saja yang mencari. Jadi saya mengalah bolak-balik untuk mencari adik saya,” tutur Ariyanto.

Ariyanto mengungkapkan 4 November lalu dia menelpon handphone adiknya dan diangkat, tapi yang mengangkat ibu si pelaku. Menurut Ariyanto, dia dan ibu pelaku sempat berdebat di telepon mengenai pemilik HP tersebut. Kemudian Ariyanto menanyakan alamat yang membawa HP tersebut. Ariyanto mendengar alamatnya di Munggur, Karanganyar. Lalu dia mencari ke Munggur tapi tidak bisa menemukan rumahnya. Kemudian pencarian berpindah ke Tunggul, dan akhirnya dia bisa menemukan rumah pelaku, Nanang, pada 7 November.

Menurut dia, si pelaku seperti tanpa beban. Saat dia bersama polisi ke rumah Nanang, dia sangat santai dan tidak tampak ketakutan atau gelisah. Namun karena tidak ada bukti, Nanang tidak dibawa polisi hanya ditanya-tanya.

Sementara itu, hingga saat ini, jenazah Ari Munadi masih berada di rumah sakit. Menurut Ariyanto, keluarga sudah ingin membawa jenazah pulang dan dikebumikan tapi hal itu ditolak pihak Polsek Karangpandan.

“Kami ingin segera membawa pulang jenazah adik saya tapi belum diizinkan. Katanya dilakukan tes DNA dulu dan harus menunggu sekitar satu pekan. Karena aturan seperti itu, kami pasrah. Tapi nanti setelah tes DNA, kami akan memaksa meminta jenazah dipulangkan tanpa menunggu hasil tes keluar. Kasihan soalnya kondisi jenazah seperti itu [terpotong-potong],” kata Ariyanto.

Ayah korban, Sunardi, 51, mengaku tidak mendapat firasat apapun saat Ari akan berangkat kerja pada 31 Oktober lalu.

“Ari hanya pamit biasa. Keluarga juga sama sekali tidak ada firasat apapun,” ungkap Sunardi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya