SOLOPOS.COM - Pekerja menggali makam Suparno, 57, di kompleks permakaman Srago Gede, Kelurahan Mojayan, Klaten Tengah, Senin (9/1/2017). (Taufiq Sidik Prakoso/JIBI/Solopos)

Pembunuhan Klaten, polisi menggali makam Suparno, korban pembunuhan di Trucuk, untuk keperluan autopsi.

Solopos.com, KLATEN — Aparat kepolisian membongkar makam Suparno, 57, warga Kecamatan Juwiring, Klaten, yang diduga menjadi korban pembunuhan, saat lewat jalan pinggir lapangan Sumber, Trucuk.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Pembongkaran makam tersebut untuk memastikan penyebab kematian Suparno. Suparno, 57, dimakamkan di kompleks permakaman Srago Gede, Kelurahan Mojayan, Kecamatan Klaten Tengah.

Ekspedisi Mudik 2024

Pembongkaran makam dilakukan Senin (9/1/2017) pagi. Tim dokter forensik dari Polda Jawa Tengah (Jateng) didatangkan untuk mengautopsi jasad Suparno. (Baca juga: Dibagi 25 Agedang, Begini Jalannya Rekonstruksi Pembunuhan PNS Trucuk)

Kasatreksrim Polres Klaten, AKP David Widya Dwi Hapsoro, mengatakan autopsi dimaksudkan untuk mendukung hasil pemeriksaan terkait kasus tersebut. “Autopsi untuk menentukan penyebab kematian korban apakah karena dipukul menggunakan linggis atau karena jatuh [dari sepeda motor]. Dari hasil pembuktian secara ilmiah melalui keterangan ahli ini yang digunakan untuk menentukan perbuatan tersangka masuk penganiayaan berat atau penganiayaan yang menyebabkan seseorang meninggal dunia,” kata Kasatreskrim Polres Klaten, AKP David Widya Dwi Hapsoro, saat ditemui di sela-sela pembongkaran makam.

Diberitakan sebelumnya, kasus pembunuhan Suparno terjadi pada 20 November 2016. Pelakunya Supriyanto alias Mangun, 33, warga Dukuh Puluhan, Kecamatan Trucuk.

Saat itu, Mangun diduga terpengaruh minuman keras (miras) dan tengah mencari seseorang berinisial DD. Sembari membawa linggis sepanjang 1 meter, ia membonceng rekannya untuk mencari DD.

Saat melintas di jalan pinggir lapangan Sumber, Trucuk, sepeda motor yang ditumpangi Mangun berpapasan dengan sepeda motor yang dikendarai Suparno. Saat itu, Suparno memboncengkan istrinya, Sujiyem.

Lantaran ingin menghindari jalan berlubang, laju sepeda motor Suparno diarahkan hampir mendekati bagian tengah jalan. Dari arah berlawanan, sepeda motor yang ditumpangi Mangun melaju.

Saat berpapasan dengan Suparno, Mangun yang sudah tersulut emosinya langsung menghantamkan linggis ke muka Suparno yang saat itu mengenakan helm. Suparno dan istrinya terjatuh dari kendaraan.

Suparno meninggal dunia satu hari setelah kejadian tersebut. Kasatreskrim menjelaskan Mangun sudah ditetapkan sebagai tersangka. Polisi masih melakukan pemeriksaan terkait kemungkinan ada tersangka lain.

Sementara itu, anak korban, Nunung Tricahyanti, 21, mengatakan awalnya keluarganya mengira Suparno meninggal dunia akibat kecelakaan. “Tetapi dari hasil pemeriksaan polisi ternyata bapak jatuh setelah dihantam linggis oleh orang mabuk. Harapan kami pelaku bisa mendapat hukuman yang setimpal,” urai dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya