SOLOPOS.COM - Sugeng Hartono, ayah dari Adhitya Bisma (berbaju strip putih merah-kiri) menabur bunga bersama rekan-rekan Adhitya di depan Hugo's Café, Senin (10/12). (Ujang Hasanudin/JIBI/Harian Jogja)

Sugeng Hartono, ayah dari Adhitya Bisma (berbaju strip putih merah-kiri) menabur bunga bersama rekan-rekan Adhitya di depan Hugo’s Café, Senin (10/12). (Ujang Hasanudin/JIBI/Harian Jogja)

SLEMAN–Tiga hari pascameninggalnya mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Yogyakarta, Adhitya Bisma, 21, warga Denpasar Bali di depan Hugo’s Cafe, Jumat (7/12/2012), polisi belum menemukan pelaku penganiayaan.  Polisi masih menyelidi pelaku  yang diduga menganiayanya hingga korban meregang nyawa dalam keadaan berimbah darah. Banyak luka benturan dibagian muka dan kepala diduga akibat pukulan benda.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Sejak kematiannya hingga saat ini banyak rekan Adhitya terus memberikan belasungkawa baik melalui jejaring sosial, mendatangi rumahnya langsung, maupun melakukan doa dan tabur bunga di lokasi bekas darahnya Adhitya. Setidaknya, sudah dua kali berbagai komunitas baik komunitas sosial maupun komunitas otomotif melakukan tabur bunga.

Hari ini Senin (10/12) tabur bunga dan doa bersama dihadiri kedua orangtua Adhitya yang sengaja datang dari Bali. Wajah  Sugeng Hartono dan Sari Suryanti terlihat meneteska air mata saat memanjatkan doa untuk anaknya itu. Namun banyak rekan Adhitya yang memberikan semangat untuk keduanya sehingga dia sedikit tegar.

Sugeng mengaku tidak ada pirasat apapun soal kematian anak pertama dari tiga bersaudaranya itu. Adhitya dikeluarganya dikenal orang yang baik periang dan tidak mempunyai musuh dengan siapapun. Justru mahasiswa jurusan Hubungan Internasional UPN angkatan 2010 itu mempunyai banyak teman dari berbagai komunitas.

“Anak saya sangat baik, periang. Teman-temannya juga banyak. Semoga tidak ada Adhit lainnya yang seperti ini” kata Sugeng seusai tabur bunga.

Sugeng juga meminta kepolisian untuk mengungkap dengan jelas siapa pelaku yang telah menganiaya anaknya dan meminta agar dihukum sesuai dengan hukum yang berlaku. “Semoga pelakunya cepat ketemu dan dihukum sesuai hukuman yang berlaku” pintanya.

Sugeng juga memberikan wejangan agar teman-teman anaknya tidak ada yang berbuat nekat untuk menuntut keadilan. “Kita serahkan sepenuhnya kepada kepolisian” ujarnya.

Ketua komunitas otomotif jogja, Erwinansya Ismail yang ikut hadir dalam doa bersam di Hugo’s Cafe mengatakan, ada sekitar 70 perwakilan dari komunitas otomotif yang ikut menabur bunga sebagai bentuk kepedulian dan rasa solidaritas sesama komunitas. Kenmatian Adhitya bagi Erwin sangat mengagetkan komunitas Otomotif. Sebab, selama ini Adhitya dikenal pendiam dan  tidak pernah punya musuh. “Kami benar-benar kaget” ucapnya.

Adhitya, kata Erwin memana sering nongkrong bareng di Hugo’s Cafe namun saat kejadian Adhitya sendirian. Bahkan tiga jam sebelum meninggalnya, Adhitya sempat memberikan ucapat semat ulang tahun. “Ucapan selamat ulang tahun kepada saya lewat SMS tiga jam sebelum meninggal” kenangnya.

Erwin berharap, pelaku penganiayaan rekan seperjuangannya di komunitas Otomotif itu bisa cepat tertangkap agar tidak menebak-nebak dan bisa melegakan semuanya. “Kita tidak berani nongkrong bareng sekarang sebelum pelakunya tertangkap” tandasnya.

Adhitya Bisma bergabung di komunitas Otomotif sejak awal 2010. Di tahun yang sama juga bergabung dengan komunitas 234 Club Siliwangi (CS) Jogja. Komunitas 234 CS punya hubungan emosional dengan komunitas Threneety dan Pemuda Pancasila. “Kita semua bersaudara” kata salah satu anggota Pemuda Pancasila, Qholib, seusai tabur bunga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya