SOLOPOS.COM - Kerabat Dera Dewanti Dirgahayu saat mengantar jenazah korban ke pemakaman di TPU Jangli, Semarang, Selasa (23/1/2018). (JIBI/Semarangpos.com/Imam Yuda S.)

Pembunuhan dengan korban wanita asal Kota Semarang ditemukan jejak mayatnya di Waduk Cengklik, Boyolali.

Semarangpos.com, SEMARANG  Tak banyak orang tahu rumah bercat kuning gading di Perumahan Bukit Sendamulya Jl. Bukit Menur RT 006/RW 020, Sendangmulya, Tembalang, itu merupakan tempat tinggal Dera Dewanti Dirgahayu. Rumah itu saban hari tampak sepi. Hanya seorang perempuan tua, Bu Darman, yang ditemani perawatnya yang tinggal di rumah itu.

Promosi Pelaku Usaha Wanita Ini Akui Manfaat Nyata Pinjaman Ultra Mikro BRI Group

Namun, Selasa (23/1/2018), warga pun akhirnya tahu jika rumah itu milik Dera, korban pembunuhan yang mayatnya ditemukan di area persawahan Waduk Cengklik, Boyolali, Senin (22/1/2018) pagi. Warga sekita tahu setelah beberapa polisi mendatangi rumah tersebut untuk memberi kabar duka kepada keluarga korban.

[Baca juga Jenazah Dera Dimakamkan di TPU Jangli Tlawah Jatingaleh Semarang Hari Ini]

Ekspedisi Mudik 2024

Ketua RT setempat, Hari Adi Surya, mengaku tak terlalu mengenal sosok Dera. Hal itu dikarenakan korban jarang berkomunikasi dengan warga sekitar karena tergolong penduduk baru.

“Korban dan ibunya baru saja pindah ke sini. Mereka mengontrak di sini sekitar lima bulan lalu, setelah Lebaran. Setiap harinya, dia jarang tinggal di sini karena setahu saya dia kerja di Solo,” papar Hari saat dijumpai Semarangpos.com seusai prosesi pemberangkatan jenazah korban, Selasa siang.

Hari menyebutkan sebelum menempati rumah di Jl. Bukit Menur, korban dan ibunya memang kerap berpindah rumah. Ia bersama ibunya sebelumnya tinggal di Perumahan Mangunharjo di Jl. Berlian III No. D297/A RT 004/RW 005, Rumpun Mangunharjo, Tembalang, Kota Semarang. Korban, bahkan masih tercatat sebagai warga perumahan tersebut berdasar kartu identitas atau KTP yang dimiliki.

[Baca juga Terkuat Identitas Mayat di Waduk Cengklik Karyawan BPR Warga Sawahan Boyolali]

Meski jarang tinggal di rumah yang ditempati ibunya saat ini, Hari mengatakan jika korban kerap terlihat saat akhir pekan. Ia datang untuk menjenguk ibunya yang menderita sakit pada kakinya. “Setahu saya ibunya memang masih menjalani perawatan. Katanya kakinya yang sakit. Jadi korban pulang setiap akhir pekan untuk menjenguk ibunya,” imbuh Hari.

Hari juga mengetahui jika korban yang saat ini berusia 38 tahun masih berstatus lajang. Dera Dewanti yang diketahui merupakan alumnus SMUN 6 Semarang angkatan 1997 itu juga tidak pernah terlihat ditemani pasangan atau teman lelaki.

Terpisah, Cipli, rekan korban saat belajar di SMPN 17 Semarang sebagai angkatan 1994, mengungkapkan Dera Dewanti sempat mengaku tengah menjalin hubungan asmara dengan seorang pria. Meski demikian, Dera tidak pernah menceritakan secara pasti sosok lelaki yang tengah dekat dengannya itu, bahkan terkesan menutup-nutupi.

“Saat ketemu terakhir, akhir pekan lalu, almarhuman tampak tertutup. Tapi, setahu saya dia memang sedang menjalin hubungan dengan seseorang. Dia juga bercerita tentang keinginannya pindah dari rumah yang di Boyolali karena merasa tetangganya kurang ramah,” beber Cipli.

[Baca juga Dera Tewas karena Kekurangan Oksigen]

Dera merupakan korban pembunuhan yang ditemukan di kawasan Waduk Cenglik. Perempuan yang belum lama tercatat sebagai karyawati Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Citra Dewi, Colomadu, Karanganyar itu diduga dibunuh di rumahnya, Perum Sawahan Indah, Boyolali, sebelum dibuang dengan kondisi tanpa busana dan mulut tersumpal pakaian dalam di tepian persawahan selatan Waduk Cengklik, Desa Ngargorejo, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Boyolali.

Sumpal pada mulut itu pula yang dimungkinkan mencabut nyawa Dera yang kerap pula disapa dengan panggilan sayang Deti oleh sebagian kawannya. Hasil autopsi tim dokter Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Moewardi, Solo, dan tim Indonesia Automatic Fingerprint Identification System (INAFIS) Polres Boyolali, Senin (22/1/2018), menyimpulkan bahwa perempuan berusia matang yang masih lajang dan dikenang ramah serta mudah bergaul oleh kawan-kawannya itu meregang nyawa karena kekurangan oksigen.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya