Solopos.com, BOYOLALI – Polisi, hari ini, Sabtu (14/11/2014), membongkar makam nenek Ngatiyem, korban pembunuhan oleh Riswanto, 24, yang tak lain adalah cucunya sendiri.
Pembongkaran makam tersebut dilakukan untuk kepentingan autopsi. Autopsi akan di lakukan oleh tim dokter dari forensik dari RSUD dr. Moewardi dibantu 30 mahasiswa dari Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo.
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
Kapolsek Wonosegoro, AKP Joko Widodo, mengatakan, pembongkaran makam dimulai sekitar pukul 08.00 WIB di permakaman setempat. (baca: Rekonstruksi Cucu Bunuh Nenek Ditunda)
Setelah itu, tim dokter akan melakukan autopsi langsung di lokasi.
“Selain dari Polsek Wonosegoro, dalam autopsi ini juga melibatkan dari Unit Identifikasi dari Polres Boyolali dan tim dokter forensik dari RS. Dr Moewardi dibantu para mahasiswa UNS,” kata dia saat dihubungi
Dia menjelaskan autopsi baru dilakukan tujuh hari setelah pemakaman nenek karena tim jadwal tim dokter yang padat.
“Sebenarnya kami inginnya cepat, tapi kami mengikuti saja,” kata dia. Meski begitu, lanjut dia, tertundanya jadwal autopsi tidak memengaruhi proses penyidikan. (baca: Polisi akan Bongkar Makam Nenek Ngatiyem)
Sementara itu, Kanit Reskrim Polsek Wonosegoro, Aiptu Sutriyono mengatakan autopsi harus dilakukan karena hal itu adalah bagian dari proses penyidikan.
Meskipun sebelumnya sempat menolak, pihak keluarga korban mengaku pasrah jika polisi akan melakukan autopsi.
Anak bungsu korban, Sutinem, 48, mempersilakan polisi membongkar makam ibunya dan melakukan autopsi. “Ya silahkan saja, jika ini yang terbaik,” kata Sutinem.
Seperti diketahui, nenek Ngatiyem diduga dibunuh oleh Riswanto, 24, yang tak lain merupakan cucunya sendiri. (baca: 3 Kali Riswanto Coba Bunuh Nenek)
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
