SOLOPOS.COM - Tayangan berita satu keluarga di Kota Bekasi, Jawa Barat diduga keracunan. Tiga dari lima anggota keluarga yang diduga keracunan itu meninggal dunia. Ternyata ibu dan dua anak tersebut dibunuh oleh kelompok Wowon yang merupakan tersangka pembunuhan berantai di Bekasi, Cianjur dna Garut, Jawa Barat. (Tangkapan layar)

Solopos.com, SOLO–Aparat Polda Metro Jaya mengungkap tiga tersangka pembunuhan berantai di sejumlah daerah di Jawa Barat berencana membunuh calon korban lainnya. Mereka sudah menyiapkan lubang untuk mengubur.

Terungkap juga tiga korban terbaru yang ditemukan tergeletak di dalam rumah kontrakan mereka di Bantargebang, Kota Bekasi, Kamis (12/1/2023) lalu selain dibunuh menggunakan racun juga dicekik agar cepat meninggal.

Promosi Jelang Lebaran, BRI Imbau Nasabah Tetap Waspada Modus Penipuan Online

Hal itu terungkap dalam jumpa pers pengungkapan kasus pembunuhan berantai atau serial killer oleh Polda Metro Jaya, Kamis (19/1/2023), yang ditayangkan KompasTV melalui kanal Youtube.

Sebelumnya diketahui terdapat tiga tersangka pembunuhan berantai, meliputi Wowon Erawan alias Aki, Solihin (sebelumnya ditulis Solikin) alias Dullah, dan M. Solehudin.

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Pol. Hengki Haryadi menyampaikan berdasar penelusuran ditemukan lubang baru di dalam rumah salah satu tersangka. Lubang itu akan digunakan untuk mengubur calon korban.

“Kami masih mendalami lagi siapa sebenarnya yang akan dibunuh, siapa target korban selanjutnya,” ucap Hengki.

Mengenai tiga korban terbaru yang dibunuh di Bekasi, dia menginformasikan selain diracuni ibu dan dua anaknya itu dicekik agar cepat meninggal dunia. Petugas juga menemukan lubang di rumah kontrakan mereka. Penyidik masih akan mengorek lubang tersebut akan digunakan tersangka untuk mengubur para korban atau korban lain.

Ketiga korban yang dibunuh di Bekasi meliputi Maemunah, Ridwan Abdul Munis, dan Riswandi.  Dua orang lainnya yang selamat yakni Dede dan Neng Ayu, anak Maemunah usia lima tahun.

Berdasar penyidikan, ulas Hengki, Dede ternyata sengaja minum minuman yang memang sudah diberi racun, tetapi minuman yang diminumnya hanya sedikit. Hal itu dilakukan diduga untuk mengelabui polisi.

“Ternyata Dede ini juga tersangka [terlibat dalam kejahatan yang dilakukan tiga tersangka],” ulas Hengki.

Polisi masih terus mendalami kasus tersebut untuk mengungkapnya hingga tuntas. Polisi mencari ada tidaknya tersangka lain selain yang sudah diketahui peran-perannya, ada tidaknya korban lain di luar sembilan korban seperti yang disampaikan tersangka, termasuk mendalami apakah para tersangka merupakan sindikat/jaringan pelaku pembunuhan berantai lainnya, dan lainnya.

Saat ini, ketiga tersangka bersama tim gabungan/kolaborasi interprofesi di tempat kejadian perkara (TKP) untuk menelusuri fakta-fakta hukum yang lain. Mereka dijerat dengan Pasal 340 KUHP tentang Pembunuhan Berencana.

“Kami masih menggali apakah ada tindak pidana lain yang dilakukan tersangka,” terang Hengki.

Sebelumnya,  Kapolda Metro Jaya Irjen Pol. Mochammad Fadil Imran menginformasikan hingga saat ini terdapat sembilan korban pembunuhan berantai yang dilakukan para tersangka. Selain tiga korban di Bekasi, terdapat lima korban lainnya di Cianjur dan satu korban di Garut, Jawa Barat.

Kasus pembunuhan berantai itu terbongkar berawal dari pengungkapan kasus penemuan tiga mayat sekeluarga di Bantargebang. Ketiga korban yang merupakan ibu dan dua anaknya itu meninggal dunia akibat diracun menggunakan racun tikus dan pestisida. Fakta itu diketahui berdasar hasil uji laboratorium forensik pada muntahan yang ditemukan di kopi yang seduh di ruang belakang dekat sumur, muntahan di kamar depan, dan muntahan di kamar tengah.

Baca Juga

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya