SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

TRIPOLI—Para pemimpin baru Libya semula berkeras bahwa Muammar Khadafi tewas dalam kontak senjata antara para pendukungnya dengan pasukan pemberontak. Namun kini mereka berubah sikap.

Para pejabat Dewan Transisi Nasional Libya (NTC) akhirnya mengakui adanya pelanggaran HAM saat penangkapan Khadafi yang mengakibatnya tewasnya mantan diktator Libya itu. NTC pun berjanji akan mengadili para pembunuh Khadafi.

Promosi Jaga Keandalan Transaksi Nasabah, BRI Raih ISO 2230:2019 BCMS

“Sehubungan dengan Khadafi, kami tidak menunggu sampai seseorang memberi tahu kami,” kata Abdel Hafiz Ghoga, wakil pemimpin NTC pada konferensi pers di Benghazi, Libya seperti dilansir kantor berita AFP, Jumat (28/10).

“Kami telah memulai investigasi. Kami telah mengeluarkan kode etik dalam menangani para tahanan perang. Ada beberapa pelanggaran oleh mereka yang sayangnya, digambarkan sebagai revolusioner. Saya yakin itu tindakan perorangan dan bukan tindakan pasukan revolusioner ataupun nasional,” kata pejabat tinggi NTC itu.

“Kami telah mengeluarkan pernyataan bahwa setiap pelanggaran HAM akan diselidiki oleh NTC. Siapapun yang bertanggung jawab atas itu (pembunuhan Khadafi) akan diadili dan mendapat pengadilan yang adil,” tegasnya.

Kematian Khadafi telah mengundang kontroversi setelah munculnya rekaman ponsel yang menunjukkan dia masih hidup saat ditangkap para pemberontak. Dalam sebuah rekaman terlihat bagaimana Khadafi dianiaya hingga berdarah-darah dan bahkan disodomi dengan sebuah alat sebelum kemudian ditembak dan tewas.(dtc)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya