SOLOPOS.COM - Bus parkir berjajar di tepi jalan sepanjang Jl. Ahmad Yani, tepatnya depan Taman Balekambang Kota Solo pada momen Muktamar ke-48 Muhammadiyah dan Aisyiyah, Sabtu (19/11/2022). (Solopos.com/Gigih Windar Pratama)

Solopos.com, SOLO — Sejumlah warga di Kota Solo, Jawa Tengah mengeluhkan sikap beberapa pengendara yang menggunakan kendaraan berpelat nomor luar kota saat berada di Kota Bengawan selama acara pembukaan Muktamar ke-48 Muhammadiyah dan Aisyiyah tahun 2022, Sabtu (19/11/2022).

Menurut sejumlah warga di Solo, pengendara yang menggunakan kendaraan berpelat nomor luar kota itu mengemudikan kendaraan secara serampangan dan melanggar aturan lalu lintas. Warga Sondakan, Kecamatan Laweyan, Prayoga, 28, mengaku hampir tabrakan dengan pengemudi lain yang melanggar rambu-rambu lalu lintas.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Jl. Dr. Wahidin [samping RST Slamet Riyadi atau DKT Solo] itu kan untuk roda empat satu arah. La tadi ada pengemudi mobil menerabas wae, dari arah Flyover Manahan lurus terus lewat Jl. Dr. Wahidin. Itu membahayakan. Sampai tadi saya bentak karena ngawur mengemudinya,” ujarnya sembari memastikan mobilnya tidak lecet, Sabtu.

Selain itu, dia mengaku kesulitan berpergian karena lalu lintas di sejumlah wilayah Kota Solo macet pascaseremoni pembukaan Muktamar ke-48 Muhammadiyah dan Aisyiyah, Sabtu. Kemacetan tidak terhindarkan karena banyak peserta dan penggembira Muktamar Muhammadiyah dari berbagai daerah datang ke Kota Solo.

Selain itu dia menyayangkan kebijakan pemerintah setempat karena bus besar yang mengangkut peserta dan penggembira Muktamar Muhammadiyah di Solo ini parkir di berjajar tepi jalan di sejumlah ruas jalan. Prayoga mengaku harus menempuh waktu 1,5 jam dari Palur Kabupaten Karanganyar ke Solo. Biasanya, dia hanya membutuhkan waktu 45 menit untuk menempuh rute yang sama.

Baca Juga : Hindari Jalan Ini, Berikut Titik Kemacetan saat Muktamar Muhammadiyah di Solo

“Bingung sama kemacetan ini. Bus parkir di tepi jalan. Lalu banyak pengendara itu mengemudi sembarangan. Pengemudi nyetirnya ngebut dan mepet [bodi mobilnya]. Selain itu waktu tempuh juga lebih lama. Biasanya saya dari Palur ke Sondakan paling lama 45 menit. Ini tadi bisa sampai satu setengah jam,” tuturnya.

Warga lain, Nadia Iman, juga mengeluhkan hal yang sama. Perempuan ini harus berputar arah dari rumahnya di Sumber, Kecamatan Banjarsari menuju lokasi kerja di Kecamatan Laweyan.

“Sudah berputar jauh karena Manahan ditutup. Pas lewat depan Taman Balekambang ya macet. Pinggir jalan isinya bus dan padat kendaraan. Banyak juga mobil pelat dari luar kota itu nyetirnya sembarangan dan sembrana. Ada celah sedikit langsung di-gas tanpa melihat kanan-kiri. Kan bahaya,” ungkap dia.

Salah seorang sopir bus, Nanang, memarkirkan bus di seberang Taman Balekambang. Ia mengaku mengantarkan rombongan dari Cirebon. Dia memarkirkan bus di tempat itu karena mengaku mendapatkan arahan dari Dishub Kota Solo terkait lokasi parkir. Ia juga menyebut berusaha untuk tidak mengganggu pengguna jalan lain dengan memarkir bus ke pinggir.

“Saya cuma nurut saja diarahkan parkir di sini, ya saya nurut. Kami sopir hanya mengantarkan peserta Muktamar Muhammadiyah saja. Kami juga berusaha untuk tidak mengganggu pengguna jalan yang lain. Jadinya kami parkirnya minggir sekali,” ucapnya.

Baca Juga : Jadi Lautan Manusia, Jalan Adi Sucipto Solo dan Gang Jalan Macet Parah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya