SOLOPOS.COM - TERBENGKALAI -- Selter tempat tinggal darurat warga pengungsi Merapi di Bumi Perkemahan Kepurun, Manisrenggo, Klaten terlihat mulai rusak karena sudah ditinggalkan warga yang dulu mengungsi di tempat itu. Banyak di antara bangunan itu yang kini dijadikan tempat mesum atau mabuk-mabukan. (JIBI/SOLOPOS/dok)

TERBENGKALAI -- Selter tempat tinggal darurat warga pengungsi Merapi di Bumi Perkemahan Kepurun, Manisrenggo, Klaten dalam foto dokumentasi ini terlihat mulai rusak karena sudah ditinggalkan warga yang dulu mengungsi di tempat itu. Banyak di antara bangunan itu yang kini dijadikan tempat mesum atau mabuk-mabukan. (JIBI/SOLOPOS/dok)

KLATEN – Pembongkaran selter bekas pengungsian warga terdampak erupsi Gunung Merapi 2010 di Bumi Perkemahan Kepurun, Manisrenggo, Klaten belum bisa dilakukan selama belum ada pelimpahan aset dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Jateng) kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Klaten.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Klaten, Joko Roekminto saat ditemui wartawan di kantornya, Selasa (24/1/2012), mengakui keberadaan selter itu kini kerap disalahgunakan sebagai tempat berbuat mesum maupun pesta minuman keras (Miras). Kendati demikian, kata Joko, pembongkaran selter tersebut tidak bisa dilakukan semena-mena. “Selter itu dibangun Dinas Cipta Karya Provinsi Jateng dengan menggunakan dana dari BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana-red). Selter itu belum menjadi milik Pemkab Klaten. Kalau mau dibongkar ya harus menunggu pelimpahan aset dari provinsi kepada Pemkab Klaten,” ujar Joko.

Dalam hal ini, Joko berharap pembongkaran 168 selter yang dibangun dengan dana sekitar Rp 8 juta/selter itu bisa dilakukan secepatnya. Menurutnya, setelah kepemilikan aset dilimpahkan kepada Pemkab Klaten, pembongkaran selter bisa dilakukan warga Desa Kepurun. “Selter itu bisa dijual kepada warga yang berminat melalui sistem lelang. Dana hasil penjualan selter itu nantinya bisa digunakan untuk memulihkan kondisi lapangan Bumi Perkemahan Kepurun seperti sedia kala. Dengan begitu, lapangan itu bisa dimanfaatkan kembali untuk menggelar berbagai kegiatan masyarakat sekitar,” terang Joko.

Keberadaan 168 selter kerap digunakan sebagai ajang pacaran oleh beberapa pasangan pemuda-pemudi serta disalahgunakan sebagai tempat nongkrong pelajar yang membolos sekolah. Selter tersebut juga sering digunakan sebagai tempat berpesta Miras. Di kompleks selter banyak ditemukan banyak botol bekas Miras.

Selter tersebut dibangun pada akhir tahun 2010 untuk menampung warga terdampak erupsi Gunung Merapi. Selter tersebut hanya dimanfaatkan warga kurang dari enam bulan. Pada Juni 2011, warga mulai meninggalkan selter lalu kembali membangun rumah yang sudah luluh lantah di kampung halamannya di Desa Balerante, Kecamatan Kemalang.

JIBI/SOLOPOS/Moh Khodiq Duhri

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya