SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Sukoharjo (Espos)–Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Sukoharjo belum membuat sikap dan menentukan solusi untuk meningkatkan produktivitas jamu di Nguter. Pasalnya, kebijakan untuk meningkatkan UMKM sejauh ini masih terkendala faktor anggaran.

Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Sukoharjo, Bambang Sudibyo mengatakan, anggaran untuk peningkatan UMKM masih terbatas. Berikut pula anggaran pembinaan bagi pelaku usaha yang berada di level menengah ke bawah tersebut.
“Karena dananya tidak ada, maka pembinaan-pembinaan juga terbatas. Apalagi untuk meningkatkan produksi mereka,” terang Bambang saat dijumpai di Gedung DPRD Sukoharjo, Senin (27/12).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Turunnya produksi jamu di Nguter, jelas Bambang, juga ditengarai karena faktor persaingan yang semakin ketat. Mengenai kelangkaan bahan baku, Bambang menyarankan agar masyarakat Sukoharjo mulai melirik pengolahan tanaman jamu. Jika pelaku atau petani lokal bersedia menanam sendiri bahan baku tersebut, maka kebutuhan bahan baku bisa dipenuhi di daerah sendiri dan tidak perlu sampai ke Jawa Timur.

Sekretaris Dinas Koperasi dan UMKM Sukoharjo, Adi Sujoko menambahkan, anggaran pembinaan untuk UMKM se-Sukoharjo selama 2010 hanya berkisar Rp 60 juta. Anggaran tersebut termasuk untuk pembinaan UMKM jamu di Nguter.
“Dananya memang sedikit. Padahal dari catatan ini, jumlah pengusaha kecil jamu yang tergabung di Koperasi Jamu Indonesia (Kojai) jumlahnya 35 orang di Nguter, tujuh di Tawangsari, dan 13 orang di Sukoharjo. Sedangkan kucuran modalnya juga terbatas, Dinas Koperasi dan UMKM pun hanya bertugas sebagai fasilitator,” terangnya.

hkt

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya