SOLOPOS.COM - Ilustrasi atlet atletik (JIBI/dok)

Pembinaan atlet dilakukan dengan mendirikan sekolah khusus olahragawan.

Solopos.com, SOLO — Kota Solo berambisi membangun sekolah khusus olahragawan (SKO) pada tahun 2017. Sekolah bakal dirancang terpadu bersama asrama para siswa atlet. Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) telah memberi lampu hijau bagi Pemkot untuk mendalami wacana tersebut.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Informasi yang dihimpun Solopos.com, pemerintah pusat menunjuk Solo dan Brebes sebagai alternatif lokasi pendirian SKO di Jawa Tengah (Jateng). Kedua kota dipilih lantaran Jateng belum memiliki satupun SKO untuk membina atlet dari usia muda. Pada Selasa (15/11/2016), Komisi IV DPRD Solo yang membidangi urusan olahraga berkonsultasi dengan Kemenpora untuk menindaklanjuti wacana itu.

“Tadi kami berdialog seputar konsep dan regulasi untuk memayungi SKO. Mudah-mudahan Solo bisa menjadi pelopor SKO di Jawa Tengah tahun depan,” ujar Ketua Komisi IV, Hartanti, saat dihubungi Solopos.com, Selasa.

Hartanti menerangkan SKO memiliki pembinaan berjenjang setingkat usia SD hingga SMA. Meski menitikberatkan pada pembibitan atlet berprestasi, Hartanti menyebut SKO tetap mengajarkan pelajaran umum seperti eksakta hingga bahasa walaupun porsinya tak sebanyak di sekolah reguler. Hartanti memproyeksi SKO di Solo bakal seperti SKO/Diklat Ragunan di Jakarta.

“Jakarta dan Samarinda memiliki sekolah olahraga yang luar biasa. Solo berkomitmen mewujudkan hal serupa meski kami akui butuh dana tak sedikit,” kata Hartanti.

Dia menyebut biaya yang perlu ditanggung pemerintah mencapai Rp50 juta per siswa per tahun jika menerapkan model ala Ragunan. Selain gratis biaya sekolah, anak mendapat uang saku selama menjalani studi. Hartanti mengatakan problem anggaran tersebut bisa disiasati dengan pembagian tugas pendanaan.

“Kementerian infonya siap membangun infrastruktur gedung sekaligus asrama dalam satu kompleks. Nanti daerah berkontribusi untuk penyediaan guru, peralatan dan dana operasional lain.”

Selain menyiapkan infrastruktur, Pemkot perlu menyusun aturan untuk mendukung eksistensi SKO. Nantinya siswa jebolan SKO tetap bisa melanjutkan ke jenjang kuliah di samping menjadi atlet. “Bahkan bila perlu atlet yang berprestasi dibiayai kuliahnya sampai selesai. Cuma hal ini perlu regulasi seperti peraturan daerah,” jelas Hartanti.

Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Solo, Etty Retnowati, mengatakan pendirian SKO menjadi salah satu upaya meningkatkan prestasi olahraga di Kota Bengawan. Etty mengatakan bakat anak perlu diasah sejak usia dini lewat sebuah sekolah khusus. “Kami upayakan sekolah olahragawan dapat terealisasi di Solo,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya