SOLOPOS.COM - Pengungsi Rohingya di Balukhali Camp, Cox's Bazar, Bangladesh. (Tyrone Siu/JIBI/Reuters)

PBB mengungkapkan pembersihan etnis Rohingya masih terus berlangsung di Myanmar dengan cara berbeda.

Solopos.com, JAKARTA — Myanmar ternyata masih belum menghentikan pembersihan etnis atas Rohingya di negara bagian Rakhine. Hal ini diungkapkan oleh pejabat tinggi PBB yang memiliki sejumlah bukti.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Kajian utusan PBB membuktikan upaya teror dan pemaksaan kelaparan terus berlangsung. Kejadian itu berlangsung enam bulan setelah operasi militer di Rakhine yang menyebabkan pengungsian besar-besaran umat etnis Rohingya.

“Pembersihan etnis atas Rohingya oleh Myanmar terus berlangsung,” ujar asisten Sekretaris Jenderal PBB untuk hak asasi manusia, Andrew Gilmour sebagaimana dikutip Bbc.com, Selasa (6/3/2018).

Sejak Agustus 2017 lalu, sekitar 700.000 orang Rohingya menyeberang ke perbatasan Bangladesh. Para pengungsi mengatakan mereka menghadapi pembunuhan dan pemerkosaan. Sedangkan kampung mereka dibakar oleh tentara maupun kelompok sipil radikal.

Militer Myanmar mengatakan operasi militer digelar untuk memberantas militan Rohingya yang dituduh menyerang sejumlah pos keamanan. Bahkan militer mengklaim tidak menyasar warga sipil di negara bagian Rakhine.

Utusan PBB, Andrew Gilmour mengungkapkan bahwa penilaian yang disampaikannya atas nasib umat Rohingya itu diumumkan setelah berkunjung ke kamp pengungsi di Cox’s Bazar, Bangladesh. “Saya kira kita tidak bisa mengambil kesimpulan lain dari yang saya lihat dan dengar di Cox’s Bazar,” tuturnya.

“Bentuk kekerasan berubah dari membiarkan pembunuhan berdarah dingin dan pemerkosaan pada tahun lalu ke upaya dengan intensitas yang lebih rendah dalam upaya teror dan memaksa kelaparan,” ujarnya.

Pihak berwenang Bangladesh dan Myanmar sudah menggelar perundingan untuk memulangkan para pengungsi Rohingya dalam waktu beberapa bulan mendatang. Akan tetapi pengerahan tentara Myanmar di daerah perbatasan kedua negara memicu kekhawatiran akan program pemulangan tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya