SOLOPOS.COM - Para jaksa di Kejari Solo jalani tes urine (istimewa)

Pemberantasan narkoba dilakukan Kejari Solo dengan menggelar pemeriksaan urine.

Solopos.com, SOLO – Puluhan jaksa menjalani tes pemeriksaan narkoba di Kantor Kejari Solo, Selasa (22/3/2016). Pemeriksaan dilakukan dengan cara mengambil sampel urine oleh tim kesehatan dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Moewardi Solo.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Tak hanya jaksa, Kepala Kejari Solo, Didik Djoko Ady Poerwoko, serta sejumlah staf pegawai Kejari juga menjalani tes narkoba. Selain itu, pegawai Kejari di bagian barang bukti yang kerap bersinggungan dengan barang haram itu juga menjadi prioritas pemeriksaan narkoba. Total pegawai Kejari yang menjalani tes narkoba 73 orang, 35 di antaranya adalah para jaksa.

“Alhamdulillah semua negatif,” papar Kasi Intel Kejari Solo, M. Rosyidin kepada wartwan selepas menjalani tes urine.

Menurut Rosyid momentum pemeriksaan narkoba kali ini sangat penting bagi aparat penegak hukum. Sebab, peredaran narkoba saat ini sudah menggurita di mana-mana, tak terkecuali bagi aparat penegak hukum. Itulah sebabnya, untuk menyatakan perang melawan narkoba, aparat penegak hukum harus menjadi teladan.

“Ini sekaligus merespons sejumlah aparat penegak hukum yang positif memakai narkoba, tak terkecuali dari unsur kejaksaan. Salah satu jaksa yang positif memakai narkoba berasal dari Padang,” jelasnya.

Rosyid tak menampik tes narkoba melalui sampel urine hanya mampu membaca di bagian permukaan saja. Artinya, jika pengguna narkoba tak lagi mengonsumsi sejak sepekan lalu, maka tak akan terdeteksi rekam jejaknya.

“Kalau ingin hasil yang maksimal, ya harus menjalani tes rambut. Pengguna narkoba sejak dua hingga tiga bulan lalu bahkan masih bisa diketahui melalui tes ini,” tambahnya.

Terpisah, Kasatnarkoba Polresta Solo Kompol Ary Sumarwono mengakui upaya mengungkap jaringan narkoba skala besar memang bukanlah perkara gampang. Sebab, kata dia, bandar narkoba mengendalikannya dari luar kota.

“Meski demikian, kami akan terus berupaya semaksimal mungkin untuk memberantas narkoba hingga ke akar-akarnya,” ujarnya.

Menurut Ary dari beberapa tersangka narkoba yang telah ditangkap, rata-rata mereka tak bertemu langsung dengan pengedar. Mereka hanya menggunakan telepon atau pesa pendek ketika bertransaksi. Jika setuju, maka pembayaran dilakukan dengan cara transfer uang, lalu ditentukanlah lokasi di mana barang tersebut akan diletakkan.

“Otomatis, pengedar dan pembeli tak pernah bertemu. Ini yang membuat sulit melacak pelaku di atasnya,” tambahnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya