SOLOPOS.COM - Kontes Kreativitas Pembelajaran Guru Online 2020. (Istimewa)

Solopos.com, SRAGEN — Pembelajaran online aias dalam jaringan atau daring yang diberikan kepada anak usia SD dan SMP di Sragen sesuai jadwal hanya selama empat jam, yakni mulai pukul 07.30 WIB-11.30 WIB. Sayangnya pembelajaran daring di Sragen dianggap tak seefektif pembelajaran tatap muka.

Ketidakefektifan pembelajaran online atau daring tersebut diakui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Sragen. Diakui pembelajaran jarak jauh (PJJ) itu tidak sefektif pembelajaran tatap muka.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Disdikbud memiliki aplikasi khusus untuk mengawasi efektivitas pembelajaran daring tersebut oleh kepala sekolah dan dinas. Kabid Pembinaan SMP Disdikbud Sragen Prihantomo menjelaskan hal tersebut saat dihubungi Solopos.com, Selasa (27/10/2020).

Peluang Bisnis Coffee Bun Menggiurkan, Begini Kalkulasinya...

Prihantomo menyampaikan pembelajaran daring meskipin lebih terjadwal antara pukul 07.30 WIB-11.30 WIB itu tidak seefektif tatap muka. Dia mengatakan untuk evaluasi pembelajaran itu dilakukan monitoring dan evaluasi (monev) secara harian. Dia mengatakan monev itu bisa dipantau kepala sekolah dan Disdikbud.

“Misalnya guru A di sekolah B mengajar berapa jam, materinya apa saja, berapa siswa yang merespons, semua terpantau lewat aplikasi sederhana itu. Kalau misalnya tidak guru tidak mengajar itu kendapa apa? Demikian pula ketika siswa yang merespons sedikit itu kendalanya apa? Semua itu bisa dievaluasi. KS bisa membantu mencari solusinya,” jelasnya.

Harapkan Segera Offline

Prihantomo berharap status Sragen bisa menjadi zona kuning atau hijau sehingga pembelajaran tatap muka bisa segera dilaksanakan. Dia merasa kasihan pada anak-anak bila terlalu lama melaksanakan pembelajaran online atau daring di Sragen.

Boy Group Pentagon Raih Kemenangan Setelah 4 Tahun Debut

Pendamping Forum Anak Sragen, Dyah Nursari, menambahkan berkurangnya waktu anak belajar di sekolah itu akan berpengaruh pada kerentanan sosial anak. Dyah mengatakan untuk mengurangi kerentanan itu perlu ada sosialisasi dan penyuluhan kepada masyarakat tentang pentingnya perubahan pola asuh di masa pandemi.

Sosialisasi itu, kata dia, dilakukan lewat bina keluarga balita (posyandu), bina keluarga remaja (PKK), Pokdarwis, arisan ibu-ibu, dan pertemuan lainnya.

“Selain itu Forum Anak Sragen juga berpesan sebagai konseling sebaya yang fungsinya sebagai pelapor dan pelopor. Ketika sebagai pelapor, maka melaporkan ketika terjadi kekerasan terhadap anak. Fungsi pelopor, Forum Anak Sragen mengajak anak untuk membuat kegiatan yang positif untuk mengisi waktu luang yang banyak supaya bermanfaat,” katanya.

KLIK dan LIKE untuk lebih banyak berita Solopos

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya