SOLOPOS.COM - Petugas survei dari Provinsi Jawa Tengah mengukur lahan di tepi Tol Solo-Kertosono, Desa Dibal, Ngemplak, Boyolali, Senin (24/4/2017). Pengukuran lahan itu untuk persiapan pembangunan jalur kereta api (KA) dari Stasiun Balapan-Bandara Internasional Adi Soemarmo. (Aries Susanto/JIBI/Solopos)

Dana untuk pembebasan lahan terdampak kereta bandara di wilayah Boyolali diperkirakan mencapai Rp115 miliar.

Solopos.com, BOYOLALI — Pembangangunan rel kereta api dari Stasiun Solo Balapan menuju Bandara Adi Soemarmo menelan anggaran tak sedikit. Tak kurang uang Rp115 miliar bakal tertelan hanya untuk membayar ganti rugi pembebasan lahan-lahan warga yang terdampak proyek intermoda itu.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Anggota Staf Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Jawa Bagian Tengah, Dandung Iskandar, mengatakan dana Rp115 miliar bakal terpakai untuk membebaskan lahan di Desa Sawahan, Pandeyan, Donohudan, Dibal, Sindon, hingga Ngesrep. Meski saat ini baru sebagian warga yang menerima sosialisasi, lahan-lahan yang bakal terkena dampak sudah terdata.

“Nanti, fix-nya setelah kami melakukan pengukuran langsung dengan tim dari BPN. Namun, perkiraan dana yang dibutuhkan untuk membayar ganti rugi mencapai Rp115 miliar,” jelas Dandung kepada Solopos.com, Rabu (27/12/2017). (Baca: Jalur Kereta Bandara Dibuat Melayang, Puluhan Bidang Lahan Sawahan Boyolali Batal Dibebaskan)

Ekspedisi Mudik 2024

Kompensasi senilai Rp115 miliar, menurut Dandung, berdasarkan perhitungan tim appraisal. Hitungan tersebut juga mengacu pada aturan perundangan yang berlaku sehingga jika ada warga yang meminta kompensasi di luar ketentuan akan bertentangan dengan perundangan.

“Kalau warga minta kompensasi tinggi, ya itu kan hak warga. Namanya saja meminta, ya pastinya yang gede. Tapi, kan semua sudah diatur oleh undang-undang,” jelasnya.

Lebih jauh, ia mengatakan selama ini warga yang sudah menerima sosialisasi proyek baru warga Desa Sawahan dan Pandeyan. Warga di desa-desa lainnya dipastikan bakal menerima sosialisasi mulai Januari 2018.

“Karena ini masih musim liburan, jadi kami belum bisa bergerak cepat. Tapi, Januari nanti sudah kami mulai lagi,” terangnya. (Baca: Belum Dapat Sosialisasi, Warga Ngemplak Boyolali Pertanyakan Proyek Kereta Bandara)

Dandung optimistis proyek rel kereta bandara bakal rampung akhir 2018. Menurutnya, pembangunan kontruksi rel dan tiang penyangganya tak akan memakan waktu lama. Yang memakan waktu lama biasanya malah saat pembebasan lahan.

“Kalau lahan sudah bebas, proyek bisa dipercepat. Alat-alat berat kita datangkan sebanyak mungkin untuk mengejar target,” jelasnya.

Kepala Desa (Kades) Sindon, Supardi, membenarkan warga di desanya secara resmi belum menerima sosialisasi proyek tersebut. Ia hanya bisa menanti kepastian dari tim pelaksana proyek sebelum menyampaikan kepada warganya.

“Sejauh ini, desa kami memang belum menerima sosialisasi rel kereta bandara. Kami belum tahu kapan akan dilakukan sosialisasi,” jelasnya.

Kades Pandeyan, Sukasno, berharap pembangunan rel kereta bandara tak merugikan warganya. Salah satunya, ia berharap warga dibuatkan akses jalan menuju lahan sawahnya di kanan kiri tol.

“Dulu pelaksana tol mau membuatkan akses jalan, tapi tak kunjung dilakukan. Sekarang malah ada proyek rel kereta bandara di samping tol,” terangnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya