SOLOPOS.COM - Petugas operator SPBU 44.577.06 Popongan, Karanganyar, Tarko menjelaskan kepada pengemudi mobil, bahwa stok premium habis, dan menawarkan pertamax, Senin (25/8/2014). (Mariyana Ricky/JIBI/Solopos)

Solopos.com, KARANGANYAR—Sedikitnya empat stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Karanganyar kehabisan stok premium, Senin (25/8/2014).

Langkanya premium disebabkan lantaran pengiriman dari Pertamina dikurangi hingga separuh dari hari biasanya. Empat SPBU itu yakni SPBU Jaten, SPBU Papahan, SPBU Popongan, dan SPBU Karangpandan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Menurut informasi yang dihimpun Espos, kelangkaan terjadi sejak sepekan terakhir. Pengurangan jatah bagi SPBU tidak hanya terjadi pada premium, namun juga biosolar. Operator SPBU 44.577.04 Karangpandan, Yudi Ismanto, mengaku tidak bisa melayani permintaan premium sejak pukul 08.00 WIB. Kuota kiriman dari Pertamina per harinya sebanyak 16.000 liter, turun menjadi 8.000 liter.

“Sejak pagi sudah menolak ratusan motor, dan mobil. Selain dikurangi jatahnya, pengirimannya juga terlambat. Karena kami tidak menjual pertamax, mereka kami arahkan ke SPBU terdekat lain,” jelas dia, saat dijumpai Solopos.com di lokasi, Senin.

Meskipun begitu, Yudi mengaku stok solar masih aman. Dikatakannya, SPBU terdekat dari Karangpandan, adalah SPBU Popongan, dan SPBU Matesih. Hari ini [Senin] tidak ada pengiriman, sehingga kami tak bisa melayani penjualan premium sampai besok [Selasa],” kata dia.

Senada, Manajer SPBU 44.577.06 Popongan, Karanganyar, Ngatno, mengaku sepekan terakhir penjualan premium mengalami ketersendatan. Minggu (24/8) kemarin, ungkap dia, premium habis sejak pagi, sementara mobil tangki Pertamina baru datang sekitar pukul 13.00 WIB.

“Per hari biasa dikirim 24.000 liter, berkurang menjadi 16.000 liter. Bio solar per hari kami mendapat jatah 16.000 liter, sepekan terakhir tinggal separuhnya saja,” tuturnya, Senin.

Kuota Premium

Lantaran pengurangan kuota premium, Ngatno mengakali dengan membatasi penjualan kepada pengecer. Pembeli berjerigen lebih dari 10 liter, kata dia, tidak dilayani.

“Kalau ada yang membeli untuk dijual kembali, kami tidak perbolehkan. Kami hanya melayani petani. Mereka biasanya membeli 5 hingga 10 liter untuk mesin diesel, dengan ketentuan membawa surat rekomendasi,” jelasnya.

Sementara, salah seorang petani asal Popongan, Sukimin, 50, mengaku kesulitan mendapat bahan bakar mesin dieselnya akhir-akhir ini. Setiap hari ia membeli 10 liter bensin untuk operasional mesin diesel selama satu hari penuh yang mengairi satu pathok sawah.

“Kalau tidak dapat ya terpaksa mesinnya mati dulu. Mau cari eceran harganya lebih mahal. Jika bensin langka seperti ini, siapa yang akan menolong petani?” ujar warga RT 002/RW 003 Desa Popongan, Kecamatan Karanganyar itu, dalam bahasa jawa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya