SOLOPOS.COM - Penampilan penari Gambyong di acara HUT ke-64 PT PP di Lapangan Pidekso, Giriwoyo, Wonogiri, Sabtu (26/8/2017) malam. (Ahmad Wakid/JIBI/Solopos)

PT PP menggelar selamatan dengan hiburan wayang kulit di lokasi pembangunan Waduk Pidekso, Wonogiri.

Solopos.com, WONOGIRI — Beralas karpet merah, tiga gadis jelita menari lemah gemulai membawakan tari Gambyong, Sabtu (26/8/2017) malam itu. Mereka memainkan selendang merah yang melilit pinggang sambil menggerakkan tubuh mengikuti alunan gamelan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Mata ratusan warga yang memadati Lapangan Pidekso, Giriwoyo, tak mau lepas dari gerakan ketiga penari itu. Setelah ketiga gadis asal Pidekso itu menjalankan tugas, giliran kelompok Reog Singo Anggoro dari Batu Lor, Baturetno, yang menghibur ratusan warga itu. (Baca juga: Pembebasan Tanah Warga Harus Rampung September)

Ekspedisi Mudik 2024

Dua pria memainkan reog besar bergerak liar namun sesuai alunan gamelan. Sepuluh perempuan memainkan jaran kepang dan beberapa anak laki-laki bertelanjang dada uji kebolehan dengan tarian khas prajurit.

Seusai penampilan mereka, giliran dalang Ki Mujiyanto menyajikan lakon Wahyu Tejo Moyo melalui pergelaran wayang hingga dini hari. Acara tersebut digelar PT Pembangunan Perumahan (PP) Persero, Tbk. untuk memperingati HUT ke-64 PT PP.

Acara itu sekaligus untuk memeriahkan peringatan HUT ke-72 RI dan tirakatan pembangunan Waduk Pidekso 2017. Tari Gambyong, kesenian Reog, dan pergelaran wayang itu sebagai selametan sebelum pengerjaan proyek Waduk Pidekso dimulai.

Rencananya, September nanti pengerjaan tapak bendungan waduk dimulai. Oleh karena itu diadakan pergelaran wayang. “Selain itu, acara ini juga sebagai hiburan masyarakat. Mudah-mudahan masyarakat bisa menikmati, pembangunan dapat lancar dan cepat selesai sesuai rencana,” kata Project Manager PT PP Persero, Apri Setiawan, kepada Solopos.com, Sabtu malam.

Jika proses pembebasan tanah selesai, proses pembangunan waduk akan dimulai dengan membangun tapak bendungan. Pengerjaan proyek Waduk Pidekso diprediksi memakan waktu empat tahun atau selesai sekitar 2020 mendatang.

“Selama pengerjaan proyek, masyarakat yang terdampak masih bisa menempati rumah mereka sambil persiapan membangun rumah baru secara bertahap,” imbuhnya.

Salah satu warga terdampak Waduk Pidekso, Miswan, mengatakan cukup terhibur dengan acara itu. Apalagi, dia mengaku memang menyukai kesenian tadisional. Saat ini, dia sudah membeli tanah pengganti tempat tinggalnya yang tergusur namun belum membangun rumah karena dia belum menerima pembayaran ganti rugi.

“Jangan sampai orang Jawa tidak suka dengan kesenian peninggalan nenek moyang, nanti justru diklaim negara lain,” ujar warga Pidekso itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya