SOLOPOS.COM - Ilustrasi pembeli di toko modern. (Dwi Prasetya/JIBI/Bisnis)

Warga khawatir berdirinya toko modern berjejarang nasional akan mengancam pedagang-pedagang kecil di sekitarnya.

Harianjogja.com, BANTUL—Penolakan rencana pembangunan toko modern terjadi kembali di Bantul. Tepatnya di Jalan Parangtritis kilometer 8, Dusun Dadapan, Desa Timbulharjo, Kecamatan Sewon. Warga khawatir berdirinya toko modern berjejarang nasional yang akan berdiri di wilayah mereka akan mengancam pedagang-pedagang kecil di sekitarnya.

Promosi Berteman dengan Merapi yang Tak Pernah Berhenti Bergemuruh

Salah seorang pemilik warung kelontong yang berjarak sekitar 15 meter dari rencana pembangunan toko bernama Erni mengaku keberatan dan menolak adanya toko modern. Dia khawatir jika benar akan berdiri toko modern akan mematikan mata pencarianya. “Pasti nanti tidak laku. Karena jaraknya Cuma segini [berada di deretan lokasi akan berdirinya toko modern]. Kalau memang jadi berdiri ya saya tutup” ujarnya, Rabu (19/10/2016).

Menurut penuturan Erni, warga Dusun Dadapan mayoritas menolak adanya pendirian toko modern, hanya sebagain Rukun Tetangga (RT) saja yang setuju. Hal itu kata Erni lantaran telah dijanjikan sejumlah uang kompensasi kepada sebagian warga saat proses sosialisasi. Namun dia tidak mengetahui secara detail berapa kompensasi yang dijanjikan. Pasalnya dia tidak datang dalam sosialisasi tersebut sebagai wujud protes dia terhadap rencana pendirian toko modern.

Di sisi lain dia berharap semoga ijin pendirianya yang kata dia baru diproses tidak diterima sehingga tidak jadi didirikan. Karena menurutnya pemerintah harus memperhatikan toko-toko kecil yang berada di dekat lokasi rencana pembangunan tersebut. Karean kata Erni sebanyak kurang lebih 16 toko kecil yang berada di sekitarnya. “Hampir 16 toko kelontong disini. Saya melihat ada toko modern di Dekat Institus Seni Indonesia (ISI) itu juga mengakibatkan toko-toko di sekitarnya tutup,” ungkapnya.

Sementara itu, Suyadi warga Dusun Dadapan RT 07 juga mengungkapkan penolakan terhadap rencana pendirian toko modern di wilayahnya. Menurut dia toko modern cenderung merugikan warga sekitar terutama bagi pedagang kecil yang ada di sekitarnya.

Lanjutnya dia memang sudah mendengar adanya kompensasi bagi warga sekitar namun kata dia yang menerima hanya sebagain kecil warga, karena sebagin warga menolak pendirian tersebut. Jikakalau dia ditawari sejumlah uang kompensasi, Suyadi mengaku akan menolak uang tersebut karena dia jelas menolak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya