SOLOPOS.COM - Ilustrasi pembangunan perumahan (JIBI/Dok)

Harianjogja.com, SLEMAN- Pembangunan properti yang terpusat di wilayah Jogja memicu semakin tingginya harga tanah di wilayah ini.

Ketua Umum Ikatan Arsitek Indonesia (IAI), Munichy B. Edrees menanggapi tingginya permintaan kamar saat musim liburan, menurutnya hal tersebut tidak perlu dijawab dengan memusatkan pembangunan di Jogja.
Sebaliknya, dosen Teknik Arsitektur UII ini berpendapat daerah sekitar seperti Muntilan, Magelang atau Klaten dapat dikembangkan.

Promosi Gonta Ganti Pelatih Timnas Bukan Solusi, PSSI!

“Kalau dibiarkan, tentu harga tanah di Jogja akan semakin tinggi dan yang bisa beli adalah orang-orang luar Jogja,” ungkapnya, Selasa (29/10/2013).

Ditanya mengenai prediksi kondisi properti 2014, ia menilai seluruhnya tergantung kebijakan penguasa. Selama master plan dipatuhi ada banyak hal yang dapat dikembangkan sekarang dan masa depan.

Selain itu, ia juga mengusulkan pembentukan Tim Penasihat Arsitektur Kota (TPAK) untuk mendampingi pembangunan di Jogja. Dengan harapan ‘wajah’ kota Jogja dapat lebih harmonis antara kebutuhan manusia dan alam.

Sementara Managing Director Ciputra Group, Harun Hajadi membenarkan jika DIY menjadi salah satu daerah dengan harga tanah termahal. Sampai saat ini Ciputra memiliki dua area yang dikembangkan sebagai perumahan.

“Sekarang masih dalam tahapan pembangunan, lahan masih luas. Kami belum kembangkan yang lain. Tapi kalau sudah habis bisa cari lagi,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya