SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Bisnis/dokumen)

Anggota DPRD Solo ragu anggaran untuk RSUD Semanggi senilai Rp25 miliar bakal terserap semua tahun ini.

Solopos.com, SOLO — Kalangan legislator menyangsikan anggaran senilai Rp25 miliar untuk pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Semanggi tahap pertama akan terserap habis tahun ini.

Hal ini lantaran proses lelang yang belum rampung serta Pemerintah Kota (Pemkot) Solo hanya punya waktu efektif 1,5 bulan. Selain itu, alokasi anggaran Rp25 miliar mesti terserap meskipun proyek ini dikerjakan dengan sistem tahun jamak. (Baca: Proyek Pembangunan RSUD Semanggi Senilai Rp200 Miliar Dilelang)

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Hal itu mengemuka dalam Rapat Kerja Anggaran (RKA) APBD 2018 antara Dinas Kesehatan Solo dengan Komisi IV di Kantor DPRD Kota Solo, Selasa (10/10/2017). Anggota Komisi IV DPRD Solo, Reny Widyawati, mempertanyakan kesanggupan Pemkot merampungkan pembangunan RSUD Semanggi tahap awal pada 2017 ini.

Di sisi lain, ia mengingatkan Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo soal RSUD Ngipang yang hingga sekarang terus mengalami bongkar peruntukan tempat lantaran perencanaan pembangunannya tak matang. “Dengan waktu yang sangat mepet sementara lelang belum rampung ini bagaimana hasilnya nanti? Kami tak mau jika hasilnya seperti RSUD Ngipang,” paparnya.

Sesuai adendum antara DPRD Solo dengan Pemkot, pembangunan RSUD Semanggi ini dibiayai lewat APBD Solo dengan sistem tahun jamak dengan total anggaran Rp200 miliar. Perincian alokasi anggaran per tahun, yakni 2017 senilai Rp25 miliar, 2018 senilai Rp100 miliar, dan 2019 senilai Rp75 miliar.

Namun demikian, DKK dalam RKA APBD 2018 hanya mengajukan Rp51,162 miliar untuk pekerjaan ini. Di sisi lain, Reni juga mempertanyakan kelanjutan nasib 19 warga yang menghuni tanah hak pakai No. 54 yang bakal dipakai RSUD Semanggi.

Ia berharap urusan ini segera diatasi sehingga pelaksanaan pekerjaan konstruksi RSUD segera bisa dilaksanakan. Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kota Solo, Asih Sunjoto Putro, turut mengkhawatirkan keberlangsungan megaproyek tersebut.

Di samping itu, ia juga mempertanyakan mengapa DKK hanya mengajukan Rp51,162 miliar pada APBD 2018. “Kami khawatir nantinya molor. Apalagi sekarang proyeknya masih lelang sehingga butuh waktu lagi sebelum mulai dibangun. Di sisi lain, mepetnya waktu pengerjaan pada 2017 membuat DKK tak mudah mencari rekanan yang bisa memenuhi target. Banyak hal yang mesti dipertimbangkan, salah satunya kesanggupan pengerjaan sesuai bujet,” paparnya.

Sementara itu, Kepala DKK Solo, Siti Wahyuningsih, menjelaskan proyek dengan kontrak senilai Rp196 miliar sedang lelang masuk tahap prakualifikasi dan diperkirakan akhir Oktober sudah ada pemenangnya. Sedangkan alokasi anggaran Rp51,1 miliar pada APBD 2018 sesuai arahan dari Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD). (Baca: 19 Bangunan Kenteng Digusur untuk RSUD Semanggi, Warga Dapat Rp6 Juta/Meter Persegi)

“Kalau ditanya soal jaminan, kami harus optimistis. Sedangkan pembayaran nanti sesuai progres prestasi rekanan. Kami yakin tidak ada masalah pada perkembangannya karena perencanaan sudah matang,” jelasnya.

Urusan nonteknis berupa penggantian ongkos bongkar bangunan milik 19 warga saat ini dalam proses pencairan. Mereka sudah dibuatkan rekening tinggal menunggu pencairannya sesuai kesepakatan.

Sebelumnya, Pemkot dengan warga sudah duduk satu meja hingga lima kali. Di samping itu, mereka juga akan dilibatkan dalam pembangunan maupun operasional RSUD sesuai kemampuan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya