SOLOPOS.COM - ilustrasi (JIBI/dok)

Pembangunan rumah murah akan terus diupayakan oleh Real Estate Indonesia (REI.

Solopos.com, SOLO—Real Estate Indonesia (REI) Soloraya menargetkan pembangunan rumah subsidi sebanyak 3.500 hingga semester pertama tahun depan. Hal ini untuk mendukung program pemerintah yang ingin menyediakan satu juta unit rumah sederhana.

Promosi BRI Sukses Jual SBN SR020 hingga Tembus Rp1,5 Triliun

Ketua REI Soloraya, Anthony Abadi Hendro P., menyampaikan pengadaan rumah tidak hanya menjadi tanggung jawab pengembang tapi juga perbankan, pemerintah daerah (pemda), Badan Pertanahan Nasional (BPN). Namun diakuinya belum semua pemda mendukung upaya tersebut.

Hal ini terlihat dari masih sulitnya mengurus izin pembebasan lahan dan pajak yang sama dengan pembangunan rumah komersil. Dia mengatakan kendala tersebut membuat ketersediaan lahan terbatas untuk pembangunan rumah murah.

“Uang muka rumah subsidi sudah murah, yakni satu persen untuk TNI, Polri, BPJS Ketenagakerjaan dan PNS serta suku bunga lima persen flat. Namun kalau tidak didukung pemda dan BPN, semuanya sia-sia karena ketersediaan lahan sulit akibat mahalnya izin dan biaya pecah sertifikat,” ungkap laki-laki yang akrab disapa Thony saat ditemui wartawan di kantornya, Selasa (19/5/2015).

Dia menjelaskan saat ini yang sudah pasti akan dibangun adalah 1.200 unit di Gondangrejo, Karanganyar serta 700 unit masing-masing di Boyolali dan Wonogiri. Menurut dia, perbankan dan pengembang berupaya untuk memberi kemudahan kepada konsumen. Oleh karena itu, pihaknya berharap pemda turut serta menyukseskan rencana tersebut.

“Pembangunan rumah subsidi sebaiknya tidak disamakan dengan rumah komersil. Hal ini karena peruntukannya untuk masyarakat kalangan bawah dengan kemampuan yang terbatas,” ujarnya.

Namun pihaknya juga berharap pengembang membangun sesuai dengan aturan yang ada seperti dua persen lahan diperuntukan untuk lahan terbuka hijau dan luas jalan yang sesuai aturan. Dia mengatakan REI pusat saat ini sedang menggodok pengajuan pembebasan izin mendirikan bangunan (IMB) untuk rumah subsidi.

Lebih lanjut, dia menyampaikan pasar property hingga saat ini masih landai. Hal ini karena terpengaruh kondisi ekonomi. Dia menyebutkan pada kuartal pertama tahun ini terdapat koreksi penjualan unit rumah sekitar lima persen jika dibandingkan tahun lalu, khususnya untuk rumah komersil. Sedangkan penjualan rumah subsidi hingga saat ini belum terlalu tinggi karena belum banyak yang merealisasikan pembangunan secara masif.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya