SOLOPOS.COM - Pembangunan Pagar DPOK yang dipersoalkan. (JIBI/SOLOPOS/Mahardini)

Pembangunan Pagar DPOK yang dipersoalkan. (JIBI/SOLOPOS/Mahardini Nur Afifah)

SUKOHARJO—Sejumlah warga Jl Merbabu RT 003/RW 007 Madyorejo, Jetis, Sukoharjo menyatakan keberatan dengan pendirian bangunan pagar tembok Dinas Pemuda Orahraga dan Kebudayaan (DPOK) Sukoharjo.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Selain mendapatkan keberatan dari warga sekitar, dukungan penolakan juga mengalir dari sejumlah seniman dan budayawan asal Kota Makmur yang tergabung dalam Masyarakat Sukoharjo Peduli Budaya (MSBP).

Ekspedisi Mudik 2024

Sejumlah seniman dan budayawan Sukoharjo, Jumat (26/4/2013) pagi, melayangkan surat pernyataan keberatan pendirian pagar. Surat keberatatan tersebut menyatakan pembangunan pagar membuat masyarakat sekitar tidak nyaman. Selain itu terdapat unsur pelanggaran falsafah budaya Jawa lebih baik membangun pagar mangkuk daripada pagar tembok.

Pembangunan pagar yang mendapat pertentangan warga sekitar dan kalangan budayawan Sukoharjo tersebut dimulai tiga pekan yang lalu. Pendirian pagar setinggi 3,5 meter dan panjang 20 meter tersebut praktis memutus akses dan pemandangan warga ke arah Alun-alun Satya Negara Sukoharjo.

Warga Jl Merbabu RT 003/RW 007, Madyorejo, Jetis, Sukoharjo, Wasinah, 53, ketika ditemui Espos di depan lokasi pembangunan pagar, Jumat, mengeluhkan pembangunan pagar yang memutus akses dan pemandangan warga ke arah alun-alun tersebut.

“Sejak tembok dibangun rasanya pemandangan jadi sumpek. Biasanya kami bisa melihat langsung alun-alun dari sini. Sudah 53 tahun saya hidup di sini, di situ [DPOK] belum pernah ada kejadian kehilangan atau apa,” keluhnya.

Warsinah menyesalkan sikap pemerintah yang mendirikan pagar tanpa ada rembukan dengan warga sekitar. “Kami belum pernah diajak berembuk, tau-tau pagar dibangun. Kalau di sini kuburan atau sawah, lalu di situ diberi pagar tinggi tanpa permisi tidak apa-apa. Hla wong di sini perkampungan,” ujarnya.

Kepala Bidang Pemuda DPOK Sukoharjo, Hartana, ketika ditemui Espos di kantornya, mengatakan pembangunan pagar ini berdasarkan usulan Komisi IV DPRD Sukoharjo pada 2011 lalu. “Pembangunan berawal dari sidak Komisi IV DPRD Sukoharjo dua tahun yang lalu. Kemudian baru disikapi teman-teman di sini tahun ini,” katanya.

Hartana menyatakan DPOK terbuka dan siap berdialog dengan warga terkait pembangunan pagar. “Kami hanya melaksanakan usulan. Kalau memang ada warga yang terusik atau keberatan bisa datang ke tempat kami untuk musyawarah. Yang jelas kami membuka pintu dialog dengan warga,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya